Mohon tunggu...
Muhammad Husni
Muhammad Husni Mohon Tunggu... Mahasiswa - SPI 1.NIM:211104040038

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Menuju Indonesia Sejahtera

12 November 2021   07:31 Diperbarui: 12 November 2021   07:36 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

    Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alamnya. Salah satunya adalah Bijih Nikel.Bijih nikel sendiri adalah salah satu bahan utama untuk membuat baja.Eropa banyak mengimpor bijih nikel Indonesia untuk menyuplai pabrik-pabrik bajanya.Oleh mereka,bijih nikel itu di olah kemudian di jadikan baja,dan baja itu di ekspor lagi keseluruhan dunia termasuk ke Indonesia dengan harga yang lebih mahal.

    Pada awal Januari 2020 pemerintah meresmikan aturan nomor 11 Tahun 2019.Tentang bijih nikel dalam bentuk mentah tidak boleh lagi di ekspor ke luar negeri, yang boleh di ekspor hanya yang sudah melalui proses setengah jadi atau sudah diolah sehingga harga jualnya pun beda jauh lebih mahal dari sekedar bahan mentah.

    Dan ini yang membuat Eropa marah besar terhadap pemerintah Indonesia terutama presiden Jokowi.Karena industri baja mereka bisa kolap.Indonesia memegang hampir 30 persen kapasitas ekspor bijih nikel di dunia dan itu sangat berpengaruh sekali di Eropa.karens mereka biasanya beli bijih nikel dalam bentuk mentah dengan harga murah sekarang mereka dipaksa untuk beli bijih nikel yang sudah diolah dengan harga yang mahal.

    Sesudah pelarangan ekspor bijih nikel itu keluar, Eropa pun langsung menggugat Indonesia ke WTO(World Trade Organization).Akan tetapi presiden Jokowi tidak gentar dan sama sekali tidak takut di somasi.Dia malah menantang Eropa dengan mengirimkan pengacara-pengacara mahal kelas dunia untuk membela Indonesia di pengadilan.

     Kenapa harus pengacara mahal kelas dunia yang dipakai Indonesia?

    Ini bukan tentang potensi kemenangan yang lebih besar saja kalau memakai mereka, tetapi tentang harga diri, tentang kebanggaan, sekaligus sebuah pesan kepada dunia internasional bahwa Indonesia tidak main-main dengan kebijakan didalam negerinya.

    Sejak pelarangan ekspor bijih nikel itu industri baja di negeri kita langsung bergairah,sejak Januari 2020 sampai sekarang.Nilai ekspor baja di Indonesia sudah ada angka 152 miliar rupiah.

    Presiden Jokowi bukan hanya melarang ekspor mentah bijih nikel,dia mewajibkan pembangunan smelter.Jadi siapa negara yang mau biji nikel Indonesia harus membangun smelter di sini.

    Hal ini yang dipikirkan oleh presiden Jokowi untuk membuat lapangan kerja bagi rakyat Indonesia.Salah satunya di Gresik Jawa Timur, satu buah smelter yang disebut terbesar di dunia milik Freeport senilai 42 Triliun Rupiah berhasil di bangun,dan adanya smelter ini akan menarik 40 ribu tenaga kerja.

    Selain untuk membuat lapangan kerja,hal ini juga dapat menambah hasil karya anak bangsa sehingga Indonesia mampu bersaing dengan negara lain.

   Dan ini juga di perkuat dengan adanya slogan Jokowi yakni kerja,kerja,kerja.Dan salah satu bukti nya dengan membuat membuat lapangan kerja agar rakyat Indonesia demi mengurangi kemiskinan di dalam negara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun