DISUSUN OLEH :
MUHAMMAD HILMI MAULANA RAFI
413221002
ABSTRAK
Insidens pembesaran kelenjar prostat dapat mencapai 50% pada pria berusia 50 tahun ke atas. Berbagai modalitas pemeriksaan radiologi seperti Sinar-X, CT scan, dan MRI hingga Kedokteran Nuklir memiliki sensitivitas berbeda dalam mengestimasi volume kelenjar prostat. Pengetahuan atas keunggulan antara modalitas pencitraan kelenjar prostat dapat membantu proses diagnosis benign prostatic hyperplasia.
Kata kunci: Benign prostatic hyperplasia, kelenjar prostat, radiologi.
PENDAHULUAN
Hiperplasia prostat jinak atau dikenal dengan istilah BPH (Benign Prostatic Hyperplasia) adalah keadaan yang umum ditemukan pada laki-laki berusia di atas 50 tahun. BPH ditandai dengan hiperplasia sel-sel stroma dan sel-sel epithelial prostat, sehingga terjadi pembesaran volume prostat regio periuretral, sering pada zona transisional prostat; sedangkan pada zona perifer lebih sering ditemukan keganasan.
Epidemiologi
Berdasarkan hasil histopatologi, hyperplasia prostat ditemukan pada kira-kira 20% laki-laki usia 40 tahun, insidens meningkat sesuai bertambahnya usia; dapat mencapai 50D44 pada pria berusia 50 tahun ke atas. Pada usia 60 tahun, insidens meningkat menjadi 70%, dan menjadi 90 % pada usia 70 tahun.
Patofisiologi