Sebelum kita masuk kedalam tulisan yang penuh candaan atau khayalan ini alangkah
baiknya aku dan begitu juga kamu, menyiapkan secangkir kopi hitam dan sebatang
rokok agar lebih santai saat membaca tulisan yang penuh candaan ini bukankah
begutu??
Kita seringkali memandang hidup ini terlalu serius sampai-sampai banyak orang yang
telah gugur dalam keadaan yang menjijikan ketika menjalani hidup, entah gugur dalam
keadaan bunuh diri akibat percintaan,atau merasa tidak dihargai. Ketidak nyamanan
dalam kehidupan juga membuat kita semakin berpikir bahwa hidup ini hanya untuk
melakuakan hal hal yang seharusnya tidak dilakuakan.
Dalam kajian Stoicism kita diajarkan untuk mengendalikan pikiran agar melihat segala
sesuatu secara positif. Dengan begitu hidup terasa lebih tenang, terhindar dari stres
dan ambisi berlebihan, dimana ada hal hal di dalam hidup yang bisa kita kendalikan,
dan ada yang tidak. Salah satu filsuf Stoa yunani kuno menjelaskan bahwa, hal hal
yang ada di bawah kendali kita bersifat merdeka, tidak terikat, tidak terhambat; tetapi
hal hal yang tidak dibawah kendali kita bersifat lemah, seperti budak, terikat dan
milik orang lain.
Ingat Bray,,, EHH SUDAH SAMPAI MANA KOPI YANG KAU MINUM??
LANJUT,, jika kamu menganggap hal hal yang bagaikan budak bebas, dan hal hal
yang merupakan milik orang lain sebagai milikmu sendiri,,, maka kamu akan
meratap, dan kamu akan selalu menyalahkan para dewa dan manusia dan lebih
buruknya lagi hidupmu akan berakhir menjijikan seperti yang sudah dibahas
sebelumnya.
Banyak orang yang sampai saat ini masih menyesali kondisi dia terlahir. Pikiran-
pikiran orang seperti, mengapa saya terlahir miskin??, mengapa saya terlahir jelek??,,
mengapa dan mengapa. Hidup ini dibawah santai saja brayy, banyak orang yang
hidup dipinggir jalan ataupun dibawah jembatan yang masih bisa bercanda, Â bersyukur, dan tersenyum. Masa iya kamu harus mati menjijikan sihh.Â
Apakah hidup kamu sudah dihiasi dengan candaan?? Ingatt jagan terlalu seiruss.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H