Mohon tunggu...
hen dra
hen dra Mohon Tunggu... -

Lahir dijakarta, walaupun besar dan tinggal dibekasi, saat ini

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kerajaan Demak

4 Juli 2011   13:53 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:56 1470
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

KERAJAAN DEMAK

Dimanakah Demak? itulah yang pertama kita tanyakan. Demak terletak di pulau Jawa dan sekitar 392km dari Ibukota Jakarta, Indonesia. Saat ini, Demak adalah sebuah kawasan di bawah Propinsi Jawa Tengah.

Kerajaan Demak adalah kerajaan Islam pertama di pulau Jawa dan mahsyur. Didirikan oleh Raden Patah pada tahun 1478. Pada saat Kerajaan Majapahit mengalami kemunduran, di karenakan penyebaran Islam pada selat Malaka, banyak wilayahnya memisahkan diri. Saling serang, saling mengklaim sebagai pewaris tahta Majapahit yang mahsyur. Akhirnya mengerucut pada peseteruan antara Raden Patah dan Ki Ageng Pengging, keduanya adalah Adipati.

Raden Patah mendapat dukungan para Walisongo sementara Ki Ageng Pengging didukung Syech Siti Djenar. Perseteruan pun dimenangkan oleh pihak Raden Patah, dan Ki Ageng Pengging harus mati dihukum Kerajaan Demak dengan dalih pemberontak. Walisongo akhirnya menjadi petinggi Kerajaan Demak dan berkuasa setingkat panglima ataupun patih. Sejak masa Raden Patah, Kerajaan Demak telah mengalami kemahsyuran, dan puncaknya dimasa Dipati Unus sebagai putra pertama Raden Patah.

Namun, sangat disayangkan. Pada saat pemerintahan dipegang oleh Sultan Trenggono, adik Dipati Unus, Kerajaan Demak mulai hilang kemahsyurannya.

Kemahsyuran Kerajaan Demak adalah ketika peristiwa pertempuran dengan pihak Portugis. Dengan armadanya, Dipati Unus menyerang kekuatan Portugis di selat Malaka. Pertempuran selama 3 hari dan 3 malam di tahun 1521M, sangat memalukan pihak Portugis, Demak pun memahsyur.

Sumber. Wikipedia.

Terimakasih. Hen Dra.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun