Mohon tunggu...
Muhammad Helmy Al Ghiffari
Muhammad Helmy Al Ghiffari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Keterkaitan antara Penggunaan ChatGPT dengan Penurunan Kadar Intelektual

9 Desember 2024   11:12 Diperbarui: 9 Desember 2024   12:14 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

ChatGPT adalah aplikasi berbasis AI yang diluncurkan pada bulan November 2022. Aplikasi ChatGPT memungkinkan kita untuk melakukan berinteraksi dengan AI atau kecerdasan buatan melalui media teks. Di aplikasi ChatGPT, kita dapat memberikan berbagai macam perintah kepada AI melalui sebuah chat, mulai dari perintah sederhana seperti menjawab pertanyaan-pertanyaan umum, sampai perintah yang lebih rumit lagi seperti membuat artikel.


ChatGPT telah memberikan banyak manfaat bagi kehidupan manusia, seperti kemudahan dalam mengakses informasi dan mempercepat penggunanya untuk mendapatkan informasi. ChatGPT telah membantu penggunanya dalam proses pencarian informasi, menghasilkan ide, meningkatkan keterampilan bahasa, dan memecahkan masalah. Dengan banyaknya manfaat yang diberikan oleh aplikasi ini, membuat kepopuleran dari aplikasi berbasis AI terutama ChatGPT meningkat pesat. Tercatat di awal tahun perilisannya pada tahun 2022, ChatGPT memiliki 100 juta pengguna yang kemudia nilai tersebut meningkat menjadi 200 juta pengguna pada tahun 2024 (Hidayat, 2024).


Namun, terlepas dari banyaknya manfaat yang diberikan oleh aplikasi ChatGPT, ada juga resiko dan dampak negatif dari penggunaan aplikasi tersebut. Kemudahan untuk mengakses informasi secara instan dimana saja dan kapan saja dapat menyebabkan penurunan kadar intelektual. Banyak faktor yang dapat menjelaskan mengapa penggunaan ChatGPT dapat menyebabkan penurunan kadar intelektual.


Faktor perolehan informasi yang terlalu instan adalah salah satu faktor yang dapat menyebabkan penurunan kadar intelektual. Hal itu dapat terjadi karena pengguna ChatGPT langsung disuguhkan dengan jawaban yang singkat, padat dan jelas atas pertanyaan yang dilontarkan pengguna dalam waktu yang sangat singkat, bahkan terkadang aplikasi ChatGPT memberikan jawaban yang terlalu singkat dan padat. Semua hal itu dapat menurunkan kualitas belajar penggunanya yang terbiasa untuk mendapatkan informasi atau jawaban secara instan, dan menghilangkan proses pencarian informasi, yang secara perlahan membuat penggunanya untuk lebih berorientasi pada hasil jawaban yang didapatkan dan mengabaikan prosesnya (Supriyadi, 2024). Penurunan kualitas belajar, berarti juga penurunan kadar intelektual (Ifani et al., 2024).


Faktor informasi yang terlalu singkat dan padat juga dapat menyebabkan penggunanya mengalami penurunan kadar intelektual. Informasi yang diberikan oleh aplikasi Chat GPT tergolong sangat singkat dan padat jika dibandingkan dengan aplikasi pada umumnya yang tidak berbasis AI seperti Google, Twitter, Instagram, Reddit dll. Informasi yang diberikan oleh aplikasi ChatGPT terlalu singkat dan padat sehingga terkadang informasi yang diterima kurang lengkap, atau bahkan dapat menyebabkan misinterpretasi dari informasi yang diterima. Informasi yang diberikan aplikasi ChatGPT juga tidak disertai sumber yang jelas, sehingga validitasnya seringkali dipertanyakan (Supriyadi, 2024).


Maraknya penggunaan aplikasi ChatGPT di dunia pendidikan juga menjadi salah satu faktor yang menyebabkan penurunan kadar intelektual. Mayoritas pelajar dari berbagai tingkat pendidikan menggunakan aplikasi ChatGPT dalam proses pengerjaan tugas mereka. Akibatnya, tingkat pemahaman dan kreativitas pelajar terkait bidang yang sedang dipelajari akan menurun. Hal ini dapat terjadi karena pelajar bisa mendapatkan jawaban atau solusi dari permasalahan yang diberikan secara instan tanpa adanya proses pencarian informasi dan pemahaman yang lebih mendalam terkait permasalahan tersebut yang mengakibatkan dunia pendidikan, saat dimana seorang pelajar seharusnya melatih kemampuan berpikir kritis dan mengasah kreativitas dalam pemecahan masalah, berjalan dengan tidak optimal dengan adanya kehadiran ChatGPT (Novranza et al., n.d.).


Tingginya intensitas manusia dalam menggunakan ChatGPT di kehidupan sehari- hari membuat manusia secara perlahan mengubah kebiasaan mereka. Penggunaan ChatGPT yang mudah dan cepat dalam memberikan tanggapan dari permasalahan yang penggunanya berikan, secara perlahan menimbulkan ketergantungan pada AI untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Ketergantungan pada ChatGPT akan menghambat penggunanya untuk berkembang. Kebiasaan untuk menggunakan ChatGPT sebagai opsi yang paling cepat dan mudah akan membuat penggunanya menjadi malas untuk berpikir secara kritis, menurunkan tingkat kreativitas, menurunkan minat literasi dan menurunkan minat untuk menulis (Novranza et al., n.d.).


Penggunaan ChatGPT secara terus-menerus juga dapat menghambat atau bahkan menurunkan tingkat kreativitas penggunanya. Ketika pengguna ChatGPT sudah mengalami ketergantungan pada aplikasi tersebut, secara tidak langsung orang tersebut juga akan lebih jarang berpikir secara kreatif karena berpikir bahwa segala sesuatu dapat diselesaikan oleh AI (Novranza et al., n.d.). Hal tersebut dapat menghambat munculnya ide-ide dan inovasi baru yang kemudian mempengaruhi kadar intelektual penggunanya.


Ketergantungan pada ChatGPT akan mengurangi tingkat kepercayaan diri penggunanya. Pengguna ChatGPT yang sudah mengalami ketergantungan pada aplikasi tersebut akan terbiasa untuk melakukan pemecahan masalah menggunakan bantuan AI, yang kemudian membuat penggunanya jarang berpikir kreatif dan takut untuk berinovasi. Ketergantungan pada ChatGPT akan memunculkan pemikiran dimana penggunanya tidak bisa melakukan apa-apa tanpa AI, dan semua permasalahannya selama ini diselesaikan oleh bantuan AI dan bukan oleh kemampuan dirinya sendiri. Pemikiran ini dapat menyebabkan pengguna ChatGPT menjadi tidak percaya diri dan takut untuk memunculkan ide-ide baru, yang kemudian menyebabkan penggunanya jarang melatih cara berpikir.


Aplikasi ChatGPT harus dimanfaatkan secara bijak, bertanggung jawab dan secukupnya agar tidak menyebabkan penurunan kadar intelektual bagi penggunanya. Hal tersebut dapat dilakukan dengan melakukan peninjauan ulang terhadap informasi yang diberikan oleh aplikasi ChatGPT dengan tujuan untuk memastikan kebenaran dari informasi tersebut, mendalami kembali informasi yang diberikan oleh aplikasi tersebut demi memperluas pemahaman penggunanya secara lebih dalam, menggabungkan informasi atau solusi yang diberikan oleh aplikasi tersebut dengan pemikiran kita sendiri dengan tujuan untuk menjaga dan melatih kemampuan berpikir kritis dan memunculkan ide-ide baru, mengurangi keterlibatan aplikasi tersebut dalam menyelesaikan berbagai permasalahan demi memperkecil kemungkinan ketergantungan pada AI, dan menjadikan aplikasi ChatGPT sebagai pilihan terakhir dalam menyelesaikan permasalahan atau memenuhi kebutuhan akan informasi dengan tujuan mengasah kemampuan berpikir pribadi.


KESIMPULAN

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun