Mohon tunggu...
Muhammad hatta Abdan
Muhammad hatta Abdan Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Hatta Abdan

FB : Muhammad Hatta IG : mhattaabdan Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Khairun Ternate, Maluku Utara

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Keadilan Belum Menyapa

27 November 2022   20:55 Diperbarui: 27 November 2022   21:22 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Muhammad Hatta


Angin terus berembus menawarkan sejuk pada segenap jiwa yang menanggung perih dari sekian banyak sedih yang belum berujung pada kata yang disebut keadilan. Duka dan luka masih melanda mengiris dada yang kian hari kian berdarah.

Suara lewat corong selalu dihadang dengan senapan, keadilan tak menyapa dan sang ayah yang terbunuh belum tenang. Sang petani yang terbunuh disamping para-para miliknya kini belum menang. Para pelaku masih liar berlari dengan bebas, Semenatara Aparat dan Pemda tidak serius bijaki ini dengan sungguh.

Telah genap 30 hari kematian sang ayah kami, sudah sebulan tanpa kepastian progres kerja. Keadilan masih jauh dan kami tak akan pernah diam. Sebab, soal Kemanusiaan bukan permainan. Jangan cuman janji dan janji, Pemda dan Polres harus sungguh, agar kemanusiaan yang dilibas dengan tombak dan parang bisa usai di Negeri Fagogoru.

Tangkap dan adili mereka, jangan biarkan mereka hidup bebas ditengah hutan. Usut ini hingga tuntas, biar petani di Halmahera Tengah dan Halmahera Timur bisa tenang menyambung hidup ditengah hutan. Ini yang kesekian kali, jadi kepada kalian para petinggi harus serius dan sungguh, bukan takut apalagi ragu.

Hutan adalah tempat kami menyemai cinta untuk menumbuhkan benih kehidupan, dari pala, kelapa, dan cengkeh. Hasil-hasil ini mampu menghidupi kami hingga bertahun-tahun, jadi jangan biar kan mereka terus bebas, apalagi masukkan tambang.

Tenanglah di sana Papa, kami Front Kemanusiaan untuk Korban Pembunuhan di Maba Selatan (FKUKP Mab-Sel), yang juga sebagai generasi waras dan sadar yang lahir dari rahim Fagogoru dan bahkan ada yang dari luar, akan selalu hadir memperjuangkan dan mendoakan mu sang ayah, lewat jalan perjuangan hingga sampai menang dan demi tegaknya keadilan untuk mu Sang Ayah.

Bayang-bayang wajah kuat yang tak pernah letih, terpampang disepanjang malam mengangu tidur anak istri. Sang ayah telah pergi, tapi wajah dan perjuangannya belum lekang didalam dada anak istri yang terkasih. Doa tercurah diatas sajadah, ketenagan dilukiskan dalam-dalam oleh sang anak, berharap semoga Ayah kami diterima disisi-sisi Jou taalah. Amin. Al-fatihah

Kami bersama mu, juga seluruh masyarakat Fagogoru.
Umur Panjang Perjuangan
Tolak Tambang
Usut Sampai Tuntas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun