Jangan diam, mari gabung kita turun untuk berjuang. Duka dan luka yang terjadi sudah berulang, maka mari saling rangkul kita serang.
Tragedi kelam dan tragis kala itu, kini terjadi lagi. Tangisan dan darah mengalir tanpa henti diatas tanah Halmahera yang ramah.
Dari kali waci sampai gowenle darah ini masih mengalir dan air mata belum sepenuh kering, sebab semua hanya lah janji.
Kami menolak lupa.!!
Angin selatan dari arah Timur Halmahera bawa kabar perihal nyawa yang direnggut habis dengan busur panah dan parang. Sontak air mata dan kemarahan memuncak.
Weda, Patani, dan Maba kini makin terluka, setelah satu nyawa diakhir tahun kembali terbunuh oleh mereka orang-orang biadab.
Tahun demi tahun kita selalu disuguhkan dengan darah dan air mata. Entah berapa lagi nyawa yang akan kalian habisi dengan keji.?
Adakah sedikit rasa kasihan untuk kami.? adakah toleransi Kemanusiaan untuk kami.?, Hentikan kekejaman ini, kalau tidak, tanah Halmahera akan banjir dengan darah
Anak muda Fagogoru angkat bicara desak pemerintah dan aparat, meski nanti akan dihadang dengan senapan.
Satu harapan di pagi hari yang cerah, dengan parang dan saloi mereka pergi tanpa sarapan. Banting tulang ditengah hutan demi anak-anak dimasa datang.
Lewati jalan dan terjalnya gunung, mereka melangkah berharap pulang dengan selamat. Tapi, orang-orang biadab itu datang dan menghunus parang ditubuhnya dengan keji tanpa kasihan.