Dipersimpangan jalan, kau dan aku hidup.Hadir untuk menantang ketimpagan yang melanda kehidupan rakyat. Kau selalu berteriak keras untuk kebenaran di bawa terik matahari panas.
Perjuang kita bukan tentang uang atau pun kepentigan yang sesaat, tapi perjuang kita adalah tentang jihad, tentang masa depan rakyat yang lebih baik. Maka tetap lah bersama untuk sebua mimpi, yaitu demi baik-baik dunia dari kerakusan.
Lantangkan suara mu lewat corong.
Jangan takut, sebab di samping akan selalu ada aku yang menemani.
Gemgam terus tangan ku dengan erat, jika kau takut pada aparat.
Jika kau takut pada gas air mata dan water Canon, maka peluk lah aku dengan erat. Tapi aku yakin, kau tak akan tunduk apalagi takut pada apa pun. Sebab kau adalah cantik yang melawan segala bentuk penindasan. Dan aku mencintai mu..!
Tetap lah tumbuh menjadi perempuan yang melawan.
Rawat lah cinta kita dengan janji-janji yang pernah kita ikrar di atas trotoar. Tetap tersenyum di kala hati sedang bersedih. Dan tetap lah hadir menjadi penyambungan Lida dari segala keluh kesah rakyat.
Suara mu adalah bentuk dari perlawan yang mengangu telinga para pejabat.
Tetapi suara mu bagi ku, adalah penenang yang membangkitkan semagat.
Terus lah cantik di garis-garia perlawanan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H