Langit Setelah Hujan.
Oleh: Muhammad Hatta Abdan
Sisa-sisa gelap belum lenyap Sementara embun terus menyapa setiap dedaunan. Dijalur setapak yang sempit ada genagan air yang mengalir lancar menuju Februari yang baru.Â
Akhir Januari yang selalu basah.
Harap ku, diantara kita tak ada basah-basih meski hari-hari yang kita pijaki saat ini tak seasik waktu duluh. Tapi percayalah, semua akan baik-baik saja.
Hujan pergi menyisahkan Kisah kelam saat malam hampir menjelang. Tentang dua jiwa yang berjuang dari saat-saat susah, sulit hingga mencapai kebahagian.
Setiap pengorbanan selalu menjadi arah penentu bagi mereka untuk beranjak, semogah mereka selalu terjaga dan jauh dari kata tersesat. Ucup lelaki itu..!
Kemudiam mengusap dadah, lalu seketika suara rasa bersykur terdengar lirih dari bibir yang telah pucat disirami hujan.
Kau dan aku adalah genagan yang terkenang meski belum pasti pada kata abadi.
Yakin pada jarak dan Jang lupa sisipkan kata sabar dan kabar diantara selat yang memisah, karena kita hanya  terpisah untuk sesaat bukan untuk selamanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H