Mohon tunggu...
Muhammad Hatta
Muhammad Hatta Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Hobi membaca, olahraga, dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Aku Jatuh Cinta pada Lalayon

5 Mei 2023   19:57 Diperbarui: 5 Mei 2023   20:05 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Berkebaya adat tanpa hias bedak era kini. Tangannya mengalun diiringi tatapan mata yang melirik tajam juga ayu pada lengsonya yang melambai.

Penari penikmat lalayon, ia tersipu pada langkahnya yang dikuti. Punggungnya membungkuk seakan beri hormat untuk ditemani.

Lalayon telah melebur bersama nyanyiannya dan juga melodinya. Ia memikat erat kedua kasih yang bercinta dengan mengenakan kebaya adat.

Saling lirik, meminta tabea. Lelaki itu mengiringinya dalam dekat yang bervariasi. Tiva ditabu dan fiol terus diiris naik turun oleh seorang kakek.

Sedang nyanyian suara tinggi tak Kela hebat dari mama-mama yang menyanyi sambil mengunyah pinang siri yang ditawari dengan kapur.

Terdengar, "Pisi badan reni lolow, sedangkan pisi wlow reni lolow pa". Artinya, "Sakit badan masih ada obat, sedangkan saki hati tidak ada obat".

Syair-syair yang disebut kabata lalayon ini terus menggema melahirkan pilu yang dibunuh dengan teriak haru. Sioo rela minyow taylamay. Suka luka, juga putus cinta akan teringat dalam sekejap, jika lalayon sudah mengalun.

Ternate, 5 Mei 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun