Mohon tunggu...
Muhammad HasbiAsh
Muhammad HasbiAsh Mohon Tunggu... Mahasiswa - Saya Muhammad Hasbi Ash Shidieqi

Jangan terpaku pada tujuan hingga tidak mengingat bahwa menikmati perjalanan lebih penting ketimbang itu.

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Pendakian Pemula Saya "Gunung Tampomas Sumedang"

21 November 2021   14:31 Diperbarui: 21 November 2021   14:53 434
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada tanggal 11 tepatnya hari minggu bulan agustus tahun 2019, seorang sahabat saya bernama fahmi merencanakan akan melakukan pendakian keduanya setelah dirinya melakukan pendakian pertamanya ke gunung ciremai, ia merencanakan pendakian yang kedua kalinya ke gunung tampomas berketinggian 1684 MDPL yang berada di Kabupaten Sumedang yang terkenal dengan makanan khasnya yaitu "Tahu Sumedang". Sahabat saya si fahmi ini mengajak saya untuk ikut dalam rencananya, selain saya ada juga yang ikut dalam rencana pendakian tersebut yang tak jauh adalah seorang sahabat saya juga yang berjumlah 2 orang bernama jalal dan sehon dan keduanya sama seperti saya pemula dalam perihal mendaki gunung.

        Dari hasil kesepakatan kami berempat, kami akan berangkat tepatnya menuju Sumedang besoknya pada hari senin tanggal 12 dan sebelum berangkat pada pagi harinya kami menyiapkan peralatan pendakian dan belanja kebutuhan logistik. Yang namanya pendakian gunung ialah merupakan suatu kegiatan outdor di alam liar (Gunung dan hutan) yang perlu di bekali baik secara fisik maupun mental, tidak cukup dengan itu perlunya ada dukungan sebuah doa baik dari orang tua ataupun dari diri sendiri. Setelah tiba hari selasa pagi kamipun bergegas mempersiapkan peralatan pribadi dan kelompok/regu. Adapun peralatan pribadi seperti tas cariel, sepatu bots, pakaian dan perangkat tidur seperti selimut/sleping bag, jaket, jas hujan dan lain sebagainya. Kemudian peralatan kelompok/regu seperti tenda, kompor mini+nesting, alas untuk tenda dan lain sebagainya. Tak lupa logistik untuk pembekalan nanti pas melakukan kegiatan pendakian seperti cemilan, nasi, mie instan, dan pembekalan minuman hangat seperti wedang jahe, kopi, rokok/tembakau darmawangi khas Sumedang serta logistik lainnya dan ingat untuk peralatan dan pembekalan harus memaksimalkan, toh kita tidak tau nanti pas di sanakan semisal ada kejadian yang harus mengeluarkan suatu barang atau logistik.

        Setelah beres mempersiapkan peralatan serta belanja kebutuhan logistik pada jam 10:30 kami istirahat sampai waktu dzuhur, waktu menunjukan pukul 13:25 setelah melaksanakan sholat dzuhur saya bersama fahmi mempersiapkan diri untuk berangkat menuju Cirebon dengan rencana menjemput seorang sahabat saya si Jalal  yang pada saat itu masih nyantri di pondok pesantren di Cirebon. Sebelum berangkat ke Cirebon saya memohon izin kepada orang tua dengan alasan mau ke Sumedang untuk melakukan pendakian gunung, sedihnya pada saat saya izin ke orang tua respon dari beliau sedikit mengecewakan hati karena saya sudah siap sepenuhnya eh malah tidak di beri izin "haddeeuhhh" gumam dalam hati. Di situ saya bingung memikirkan si fahmi karena takutnya dia menunggu kelamaan akan mengakibatkan rencana ini menjadi kacau, saya berusaha meminta izin kedua kalinya sembari merayu dengan mencari alasan yang kuat ialah dengan membawa nama sahabat terdekat "Bu, tenang aja hasbi berangkat bersama sahabat dekat ko, sama si Fahmi dan Jalal ini dan ibu doakan aja nanti hasbi jaga-jaga kok di sananya dengan nada sedih hehe, biar dapat izin kan lumayan.

      Alhasil alhamdulillah respon beliau mengizinkan dan ada peringatan ialah harus hati-hati nanti di sananya, Iya bu makasih doain aja ucap saya, dengan rasa bangga serta bahagia. Akhirnyapun kami berangkat bersama si fahmi menuju Cirebon untuk menjemput si jalal. Setelah itu kami berangkat menuju Sumedang dan di sana saya bertemu seorang sahabat bernama sehon dan kami menginap di sebuah kontrakan sahabat si sehon di daerah cimalaka, sebuah daerah yang tak jauh dengan gunung tampomas.

Hingga pada akhirnya tibalah pada hari selasa tanggal 13 pukul 14:50 WIB dengan cuaca yang panas dan setelah mempersiapkan akhirnya berangkat lah kami menuju posko pendakian di daerah ciberem, setelah kami mendaftarkan diri kami di ajak sama supir mobil truk untuk ikut naik ke atas karena jarak antara posko ke pos 1 lumayan jauh dengan melewati proyek galian yang luas dengan tanah yang gersang tak ada pepohonan sama sekalipun membuat kami kepanasan dan kelelahan.

 Dan alhamdulillah kami tiba di pos 1. Jalan terus berlanjut hingga kami kemaleman di jalur pendakian ketika waktu menunjukan kurang lebih jam 9 malam kami tiba di pos 5 yang akan kami tempati untuk ngecamp, setelah mendirikan tenda dan makan-makan kami sedikit berbincang-bincang kemudian istirahat.

Waktu menunjukan pukul 03:00 Kami semua terbangun mengingat akan perjalanan summit ke puncak gunung tampomas. Setelah mempersiapkan diri, barang dan logistik untuk perbekalan di puncak kamipun berjalan. Langkah demi langkah kami akan di pertemukan dengan melewati 2 tanjakan bebatuan ekstrim yakni tanjakan sanghyang taraje dan tanjakan sanghyang tikoro dengan kemiringan 90 yang bikin stamina dan mental kami terkuras. Ada 2 pilihan ketika kami berada di antara 2 tanjakan bebatuan tersebut, apakah mau lanjut terus merayap tanjakan bebatuan hingga menuju puncak ataukah turun yang akan lebih berisiko karena gelapnya malam! Dengan tekad yang kuat kami terus berjalan melewati kedua tanjakan tersebut akhirnya kami tiba di puncak gunung tampomas pada jal sekitaran 5 pagi, waktu itu puncak tampomas di selimut kabut hingga kami turunpun kabut masih menutupi puncaknya mengakibatkan kami tidak melihat lanscape kota Sumedang dan barisan pegunungan di Kabupaten Bandung.

Kurang lebih 3 jam di puncak akhirnya kami turun ke pos 5 tempat kami ngecamp. Kemudian istirahat sejenak, makan-makan akhirnya kurang lebih jam 9 pagi setelah kami beres-beres tenda, barang bawaan serta sampah sisa makanan kamipun turun gunung dengan perasaan bangga serta lelah di dada. Alhamdulillah pendakian pemula saya berjalan lancar dan selamat walaupun saya sendiri pada waktu itu sakit demam setelah turun dari puncak.

dokpri
dokpri
dokpri
dokpri

"Kemanapun melakukan pendakian izin ke orang tua adalah suatu hal yang paling penting, mengingat akan doanya untuk keselamatan kita nanti ketika di hutan. Karena doa orang tua lah bagaikan kekuatan yang tidak terlihat namun bisa di rasakan dengan hati yang tulus.

Terimakasih salam lestari, Hasbi Ash shidieqi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun