Mohon tunggu...
Muhammad Harmoko
Muhammad Harmoko Mohon Tunggu... Guru - air soenyi

mahasiswa pendidikan matematika universitas mataram, NTB ketua HMI-MPO Komisariat Universitas Mataram

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pemuda "Aneh" dan Dekonstruksi Orientasi PNS

31 Oktober 2019   23:20 Diperbarui: 31 Oktober 2019   23:41 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sebuah realitas buruk menimpa pemuda masa kini. Setiap hari mereka mengisi diskusi dan instan story dengan keinginan untuk masa depan yang sukses, dengan tangan masih tergenggam game dan kemalasan masih menggantung di punggung. Pemuda yang idealnya harus mengedepankan pandangan rasionalitas dan di dukung jasmani yang mendukung untuk bersikap "aneh", kini terperangkap dalam cara pandang dan aktivitas mayoritas masyarakat pada umumnya yang tidak membangun. Pemuda seharusnya dalam melihat sebuah perbaikan perlu melakukan analisa yang lebih radikal dan langkah yang lebih daripada yang mampu kalangan tua mampu lakukan. Yah, mereka harus siap di katakan "aneh", karena dalam menentukan keputusan harus mengunakan metodologi dan analisi yang terukur yang akan cenderung berkontradisi dengan pandangan masyarakat banyak yang lebih cenderung menggunakan logika massa dan kebiasaan. Padahal seperti yang kita ketahui bahwa banyak perubahan besar terjadi dari pemuda-pemuda aneh di dunia, Misalnya Rasullulah saw yang berani menyampaikan hal yang berbeda dengan pemahaman banyak masyarakat Quraisyin, T.A Edison yang sampai di keluarkan dari sekolah karena berpikir berbeda dari mayoritas, BJ habibie yang tidak apreasiasi inovasi nya oleh pemerintah karena tidak mampu di pahami oleh pemerintah Indonesia kala itu. Pengaruh dan manfaat yang di anggap aneh pada saat itu, masih di rasakan sampai saat ini.

Seperti yang kita ketahui itu merupakan hal biasa terjadi menimpa negara dunia ketiga (negara berkembang). Tetapi realitas terjadi lain pada pemuda masa kini, mereka ikut pembalakan hutan, mereka ikut menghancurkan mata air, mereka ikut dalam praktek KKN mereka ikut terjebak pada padangan yang hanya berorientasi pendek. Bahkan lebih lucunya dalam hal masa depan, mereka melihat bahwa menjadi PNS adalah satu-satunya pos masa depan yang bisa mereka raih. Mental budak !!!!!!

Mereka berorientasi menjadi PNS, yang berdasarkan kajian filosofis erat kaitannya sama dengan berlomba-lomba menjadi pegawai (mental budak) di bandingkan melakukan inovasi dan mengembang kreatifitas yang menjadikan mereka tuan (mental tuan). Misalnya membangun usaha (entrepreneurship) sehingga mereka bisa dengan bebas mengembangkan kreatifitas mereka dengan tetap menjaga idealisme dan prinsip hidupnya.

" Terjadinya reformasi dan semakin majunya teknologi ternyata merupakan awal sifat apatis, ptaktis dan terbunuhnya ide kreatif pemuda"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun