Mohon tunggu...
Muhammad Haris Nurdiansyah
Muhammad Haris Nurdiansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Muhammad Haris

Eks Ketua Dewan Perwakilan Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Grisik, Akivis di Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Pegiat isu pendidikan, dan hobbi membaca dan menulis. Bekerja sebagai seorang Guru di Instansi MI 1 Muhammadiyah Ujungpangkah, Kab. Gresik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mahaiswa Baru sebagai Humanisme

26 September 2023   01:11 Diperbarui: 26 September 2023   01:29 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://goodstats.id/

Mahasiswa Baru Sebagai Humanisme

Mahasiswa merupakan masa transasi dari siswa ke mahasiswa adalah sebuah dinamika dalam memutuskan perkara ketika berada di bangku sekolah, khususnya bagi pelajar menengah keatas, atau lebih pasnya disebut sebagai masa SMA. Yang semula hanya menganut gagasan dan perkataan seorang guru, tetapi ketika menjadi mahasiswa baru maka secara tidak langsung akan membuat paradigma yang baru lagi utuk kehidupan di kampus. Semasa SMA di ujung periode akhir atau bisa disebut sebagai kelas dua belas, maka akan di suguhkan dengan tiga kata kunci untuk menentukan kehidupan selanjutnya ketika keluar dari sekolahan. Tiga kata kunci ini adalah menjadi mahasiswa, kerja dan nikah. Nikah bagi yang mampu baik finansial dan biologisnya, sedangkan kerja bagi yang ingin menjadi kapitalisme atau timbulnya faktor ekonomi yang kurang dan menjadi mahasiswa adalah suatu impian dan dambaan bagi seseorang untuk melanjutkan karir pendidikannya.

Sebuah nasihat dari mbak nana (Najwa Shihab) yang pernah ia katakan "sebuah keberunntungan seorang yang tamat dari SMA kemudian ia melanjutkan pendidikannya menjadi mahasiswa, dan menjadi mahasiswa tidak lah mudah sebab menjadi mahasiswa hanya di miliki oleh sebagian orang. Sehingga seorang tadi hendaklah bekerja dan berikhtiyar semaksimal mungkin agar menjadi mahasiswa yang aktif dan cerdas".

Dinamika Kultur yang harus dirubah dari Siswa

Budaya dan adat berfikir dari SMA adalah suatu yang tidak dapat diubah secara mutlak. Sebab daya berfikir seseorang sangatlah berbeda. Jika di ibaratkan, maka sebuah gelas tidak akan dapat di isi oleh air sebab air yang harus di isikan tidaklah dicari. Sama halnya dengan sebuah ilmu atau sebuah informasi, jika ia tidak di dapatkan maka ia tidak dapat memenuhi otak. Sebab otak hanya akan merekam dan menginngat sebuah informasi jika informasi itu difahami dan di kaji lebih dalam. Bahkan untuk mengubah akhlak seseorang saja diperlukan usaha yang cukup, tidak hanya bermodal omongan saja, tapi aksinya juga dibutuhkan untuk dapat menarik mereka sehingga mereka pun akan bersumsi baik kepada kita dengan memberikan fid back yang terbaiknya juga atau bahkan ia akan berkorban materi demi bisa mengubah orang lain.

Tidak hanya disitu saja, akan tetapi paradigma mahasiswa sebenarnya adalah bagaimana ia menjadi mahasiswa yang aktif, cakap, kritis dan tauladan adalalah problem yang belum difahami dan diketahui oleh kebanyakan mahasiswa baru. Maka mengkesampingkan berbagai hal yang tidak berhubungan dengan perkuliahan hendaknya di jauhkan atau ditinggalkan terlebih dahulu demi mencari sebuah kesuksesan.

Rencanamu.id.
Rencanamu.id.

Mahasiswa dan ideologi humanisme

Mahasiswa adalah siswa lanjutan dari masa pelajar untuk menjadi dewasa. Dalam berdewasa bukan prihal tentang bertambahnya ukuran tubuh atau bertambahnya berat badan. Akan tetapi berdewasa juga akan menyangkut pautkan cara berfikir secara bijak dan menjadikan diri agar bisa berfikir kritis.

Bermodal kreatif dan inovatif akan menciptakan dinamika berfikir kritis dan dinamis. Dan kedua hal ini harus di tanamkan dalam sosok mahasiswa baru. Jika tidak, maka salah satu dari keduannya (berkreatif dan inovatif) hendaklah menjadi dokongan terhadap ideologi humanisme. Dimana rasa kemanusiaan akan ditumbuhkan melalui humanisasi. Aspek kemanusiaan juga berkaitan dengan menajalin kekerabatan antar mahasiswa baru yang masih canggung satu sama lain. Dan alasan dasarnya adalah malu karena belum kenal. Sungguh ini adalah alasan klasik yang haru dirubah dengan berideologi humanisasi. Ber-humanisasi adalah cara bagi setiap mahasiswa untuk merekatkan hubungan satu dengan yang lain agar menjadi mahasiswa yang satu tujuan, terutama bagi kalangan mahasiswa baru.

Ideologi humanisme ini sangatlah cocok untuk kalangan mahasiswa baru untuk dapat diterapkan. Sebut saja dalam menjalin rasa kekeluargaan yang solid. Tanpa adannya ideologi humanisme ini maka problematika di kalangan intern mahasiswa baru sendiri akan berantakan dan akan menimbulkan berbagai golongan melalui pihak-pihak tertentu dengan opini dan ideologi yang disuguhkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun