Mohon tunggu...
muhammadharismamun
muhammadharismamun Mohon Tunggu... Foto/Videografer - mahasiswa

hobi nontotn youtube

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Dampak pemikiran Mustafa Kemal Ataturk terhadap transformasi budaya di Turki

23 Desember 2024   00:00 Diperbarui: 18 Desember 2024   01:05 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://images.app.goo.gl/tzxanRDHeSi5Ws6z9

Mustafa Kemal Ataturk adalah tokoh revolusioner yang memainkan peran krusial dalam sejarah modern Turki. Sebagai pemimpin pertama Republik Turki, ia tidak hanya memimpin dalam aspek politik tetapi juga mengusulkan berbagai pemikiran dan kebijakan yang berdampak signifikan terhadap transformasi budaya di Turki. Pemikirannya yang berakar pada rasionalisme, sekularisme, dan modernisasi memberikan dasar bagi perubahan besar dalam kehidupan sosial dan budaya masyarakat Turki pada abad ke-20. Atuturk mimiliki visi untuk membangun negara yang modern, demokratis, dan berorientasi pada pemikiran ilmiah dengan mengurangi pengaruh tradisi yang dianggap menghambat kemajuan. Melalui serangkai reformasi yang diperkenalkan, pemikiran dan kebijakan Ataturk berhasil membawa perubahan budaya yang mendasar, mulai dari pendidikan, sistem kepemerintahan, hingga peran gender dalam masyarakat.

Salah satu pemikiran utama Ataturk adalah pemisahan agama dari lembaga pemerintahan. Dalam pandangan Ataturk, agama harus tetap menjadi aspek privat masyarakat dan tidak mencampuri urusan Negara. Pemisahan ini bertujuan untuk menciptakan pemerintahan yang rasional dan demokrasi serta mendorong masyarakat berpikir lebih kritis dan bebas dari pengaruh doktrin yang rigid. Pemisahan Agama dan Negara membawa signifukan terhadap budaya masyarakat Turki. Dalam konteks ini, tradisi yang berhubungan dengan praktik keagamaan dalam ruang publik mengalami perubahan, sehingga mendorong masyarakat untuk fokus pada pendidikan, teknologi, dan pengembangan ekonomi. Dengan kata lain, pemisahan ini membuka peluang bagi masyarakat untuk mengekspolasi nilai-nilai modern dan rasional yang lebih inklusif.

Ataturk memahami bahwa pendidikan adalah sarana utama untuk mengubah budaya dan pola pikir masyarakat. Oleh karena itu, ia memperkenalkan reformasi dalam sistem pendidikan dengan menggantikan kurikulum yang berbasis pada pembelajaran keagamaan dengan kurikulum yang lebih ilmiah dan berorentasi pada teknologi dan pemikiran kritis. Reformasi ini mencakup pengenalan pendidikan berbasis sains, teknologi, dan metode berpikir logis yang bertujuan membentuk generasi muda yang siap menghadapi tantangan modernisasi. Melalui kebijakan ini akses terhadap pendidikan semakin luas, dan individu mulai memiliki kesadaran yang lebih tinggi tentang pentingnya rasionalisme dan inovasi untuk memajukan kehidupan mereka.

Ataturk juga melakukan perubahan dalam gaya hidup dan kebudayaan sebagai bagian dari transformasi ini. Praktik dan tradisi yang dinilai menghambat kemajuan ekonomi dan sosial mulai ditinggalkan, sementara gaya hidup yang lebih praktis dan modern mulai diperkenalkan. Perubahan ini dapat dinilai dari aspek pakaian, kebijakan sosial, dan nilai-nilai yang didorong oleh pemerintah untuk memisahkan kehidupan tradisional dari tuntutan dunia modern. Tidak hanya itu, pemikiran Ataturk juga mendorong emansipasi perempuan melalui kebijakan yang memberikan hak-hak yang sama kepada perempuan, seperti akses ke pendidikan dan keikutansertaan dalam politik. Ini menandai transformasi budaya signifikan, dimana perempuan mulai memiliki peran aktif dalam pembangunan dan kemajuan Negara.

Dampak pemikiran dan reformasi yang dilakukan oleh Ataturk terhadap transformasi budaya di Turki masih terasa hingga saat ini. Sekularisme, modernisasi, dan pemisahaan tradisi dengan institusi pemerintahan telah membentuk masyarakat Turki dengan nilai-nilai yang berpandangan lebih inklusif, rasioanl, dan progresif. Modernisasi dan akses pendidikan yang ia dorong telah membantu Turki memasuki jalur pembangunan yang berkelanjutan. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa kebijakan ini juga menghadapi tantangan dan penolakan dari kalangan konservatif yang masih memegang kuat tradisi lama dan nilai agama tradisional. Meskipun demikian, pemikiran Ataturk tetap menjadi fondasi penting dalam transformasi budaya yang melahirkan masyarakat Turki modern dan demokratis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun