Pada level ini, auditor mengidentifikasi hubungan yang pasti antara pernyataan tanpa syarat. Misalnya, semua transaksi yang tidak dilaporkan akan mengakibatkan penalti pajak.
3.2 Hypothetical
Kategori ini mengandaikan potensi hasil berdasarkan kondisi tertentu. Misalnya, jika individu atau perusahaan berusaha menghindari pajak dengan cara manipulatif, keadaan ini tentu akan memicu audit yang lebih mendalam.
3.3 Disjunctive
Dalam kategori ini, auditor harus menilai dua atau lebih kemungkinan hasil dari suatu situasi. Misalnya, jika ditemukan pengurangan penghasilan yang tidak wajar, auditor dapat bertanya: Apakah ini hasil dari pengelakan pajak, ataukah ada penjelasan yang valid?Â
4. Kategori Modality
Kategori modality berkaitan dengan validitas dan kepastian dari proposisi yang diajukan oleh auditor. Terdapat tiga jenis modality: Problematic, Assertoric, dan Apodictic.
4.1 Problematic
Dalam kategori ini, auditor menyatakan bahwa informasi yang didapat memiliki ketidakpastian. Misalnya, ketiadaan informasi yang jelas dapat menyebabkan auditor tidak bisa memberikan jaminan penuh pada laporan perpajakan yang diaudit.
4.2 Assertoric
Dalam kategori assertoric, auditor lebih percaya diri dengan temuan mereka. Misalnya, jika auditor menemukan cukup bukti yang mendukung kecurangan pajak, mereka bisa mengeluarkan laporan yang meyakinkan mengenai kewajiban perpajakan perusahaan.