Mohon tunggu...
Muhammad Hanif
Muhammad Hanif Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Fakultas Teknologi Maju dan Multidisiplin Universitas Airlangga

Virtual Youtuber Suki

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Virtual Youtuber: Kunci Baru Menuju Kebudayaan Indonesia yang Go International

2 Juni 2022   23:09 Diperbarui: 3 Juni 2022   01:34 2938
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Konser Virtual Agensi Virtual/ Dok Youtuber Hololive

Indonesia merupakan sebuah negara yang multietnis, yang mana setiap etnisnya memiliki warisan budayanya masing-masing. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai negara yang memiliki beraneka ragam budaya, baik dari sisi pakaian adat, makanan, lagu dan alat musik, maupun kebiasaan masyarakat Indonesia. Beberapa dari kebudayaan Indonesia bahkan sudah mencapai kancah internasional, seperti angklung, wayang, batik, tari saman, dan reog ponorogo[1].

Pada 26 Februari 2020 di forum Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Bidang Kebudayaan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Nadiem Makarim, menegaskan bahwa beliau bertekad untuk membawa Kebudayaan Indonesia agar mendunia[2]. Nadiem memandang bahwa kebudayaan Indonesia haruslah dinamis, yang mana kebudayaan Indonesia harus dapat diinovasikan. Membawa kebudayaan Indonesia ke dunia luar dinilai merupakan hal yang amat penting. Dengan membawa kebudayaan Indonesia menjadi Go International, Indonesia memiliki ikon tersendiri dan dikenal di panggung dunia[2]. Selain itu, keanekaragaman budaya Indonesia dapat menjadi daya tarik terhadap wisatawan mancanegara[3].

Berbagai tindakan telah dilakukan pemerintah agar kebudayaan Indonesia menjadi lebih maju dan dinamis, baik di dalam negeri maupun ke kancah internasional. Salah satu kebijakan terkait kebudayaan yang masih terbilang baru adalah pengalokasian Dana Indonesiana. Dana Indonesiana merupakan program pemberian bantuan kepada pelaku atau organisasi kebudayaan yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan ekspresi budaya yang bersifat eksperimentatif, spontan, dan berjalan lintas tahun[4]. Dukungan Dana Indonesiana ini diharapkan dapat digunakan untuk mendayagunakan ruang publik yang menjadi wadah bagi para kreator serta para seniman budaya. Selain itu, bantuan ini diharapkan dapat secara masif mendongkrakkan pamor budaya Indonesia menuju kancah global[4]. 

Menurut Nadiem, agar dapat membawa kebudayaan Indonesia ke kancah internasional, inovasi kebudayaan Indonesia haruslah membentuk suatu keluaran yang menarik bagi anak-anak muda dan orang-orang dari mancanegara[2]. Seluruh pihak yang bersangkutan, bahkan masyarakat Indonesia sekalipun, perlu bekerjasama dan memberikan inovasinya tersendiri dalam rangka mengenalkan kebudayaan Indonesia kepada dunia. Namun, di antara seluruh pihak yang terlibat, terdapat satu pihak yang berpotensi memiliki kemampuan yang signifikan dalam mengenalkan kebudayaan Indonesia ke kancah global. Pihak tersebut adalah Virtual Youtuber atau yang dikenal dengan istilah VTuber.

Tren Virtual YouTuber (VTuber) pertama kali diperkenalkan dan menjadi gempar di Jepang[5]. Virtual YouTuber memiliki kemiripan dengan YouTuber pada umumnya, hanya saja mereka menggunakan avatar karakter animasi ketika melakukan siaran langsung (livestream)[6]. Awal mulanya, VTuber membuat konten YouTube menggunakan webcam dan software biasa yang menggunakan teknologi face tracking agar dapat menggerakkan ekspresi wajah dari karakter avatar mereka. Namun, seiring berjalannya waktu, riset terkait deteksi pergerakan semakin gempar dilakukan.[7] Perangkat lunak yang awalnya hanya dapat menggerakkan ekspresi wajah karakter kini dapat menggerakkan seluruh bagian tubuh dari kepala hingga ujung kaki[7], yang memungkinkan VTuber untuk melakukan acara virtual secara langsung, seperti konser virtual.

Kebutuhan (demand) akan interaksi antara pelaku VTuber dan penggemarnya terus berkembang. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, banyak agensi produksi VTuber bermunculan dan menarik audiens loyal dalam jumlah besar[8]. Walaupun pertama kali diperkenalkan di Jepang, tren VTuber ini menyebar ke berbagai negara di dunia akibat agensi produksi VTuber yang terus memperluas pangsa pasar mereka, salah satunya Indonesia. Dua agensi produksi VTuber terbesar di dunia telah masuk ke ranah Indonesia dan membentuk grup VTuber khusus untuk konten kreator dari Indonesia, yaitu Hololive Indonesia dan Nijisanji Indonesia.

Pelaku VTuber Indonesia memiliki potensi dalam mendongkrakkan pamor budaya Indonesia ke kancah internasional. Hal ini disebabkan oleh kemampuan mereka dalam menggunakan bahasa Inggris sehingga dapat lebih menghubungkan Indonesia dengan audiens mancanegara. Bahkan, beberapa di antara mereka memiliki kemampuan dalam berbahasa asing lainnya, seperti bahasa Jepang dan Korea. Sebuah survei yang dicantumkan dalam Laporan Tren & Budaya YouTube menunjukkan bahwa 47% penonton YouTube bersikap terbuka dalam menonton content creator yang sifatnya fiksi atau virtual[8]. Hal ini menunjukkan besarnya audiens VTuber yang berasal dari mancanegara. Konten video VTuber yang beragam juga menjadi alasan meningkatknya popularitas VTuber yang menggunakan teknologi animasi 2D & 3D[9].

Hasil Riset oleh Youtube Culture & Trends - Virtual Youtuber
Hasil Riset oleh Youtube Culture & Trends - Virtual Youtuber

Sebelumnya, Hololive Indonesia, salah satu grup VTuber yang menjadi katalis dalam kepopuleran VTuber di Indonesia[10], telah mencoba memperkenalkan kebudayaan Indonesia. Salah satu cara Hololive Indonesia memperkenalkan budaya Indonesia adalah melalui salah satu karakter avatar VTuber mereka, yaitu Anya Melfissa. Anya Melfissa merupakan salah satu VTuber Hololive Indonesia yang merupakan antropomorfisme dari Keris. Sebuah studi yang menganalisis identitas visual desain karakter Anya Melfissa menunjukkan bahwa representasi Keris dalam desain karakter Anya memang benar adanya[11]. Saat ini, Anya memiliki > 480.000 subscriber dengan rata-rata jumlah tontonan sekitar 21 ribu per video[12]. Hal ini menunjukkan bahwa Anya Melfissa secara tidak langsung mengenalkan salah satu budaya Indonesia kepada penontonnya. Selain melalui karakter VTuber, Hololive Indonesia juga memperkenalkan kebudayaan Indonesia melalui konten music video (MV). Dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-76, Hololive Indonesia merilis kompilasi video musik dari 5 lagu daerah Indonesia, yaitu Sik Sik Sibatumanikam, Kicir Kicir, Cublak Cublak Suweng, Bungong Jeumpa. Video yang lamanya 2.5 menit ini telah ditonton lebih dari 2.9 juta kali dan mendapat likes sebanyak 177.000 likes[13]. Beragam respons positif dikirimkan penonton pada kolom komentar video YouTube tersebut, dan banyak di antaranya berbahasa Inggris dan berbahasa Jepang. Tak hanya itu, pada hari yang sama, Hololive Indonesia menampilkan 6 kostum baru bernuansa pakaian adat Indonesia untuk masing-masing 6 personil VTuber mereka, salah satunya VTuber Kureiji Ollie yang menggunakan 1 stel lengkap pakaian adat dari Sumatera Barat[13]. Keenam personil VTuber tersebut juga mendapat kesempatan untuk menjelaskan kostum atau pakaian yang mereka kenakan pada livestream masing-masing. Hal ini menjadi bahan pembicaraan yang hangat di kalangan komunitas penggemar Hololive di seluruh dunia pada masanya.

Desain Karakter Virtual Youtuber Anya Melfissa, Antropomorfisme dari Keris/Dok Youtuber Anya Melfissa
Desain Karakter Virtual Youtuber Anya Melfissa, Antropomorfisme dari Keris/Dok Youtuber Anya Melfissa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun