Tiga hari tiga malam non stop, istirahatnya hanya kami pergunakan waktu untuk sholat, mandi dan tidur saja. Kamipun tidak pulang ke kost.Â
Pikir saya waktu itu, kalau pulang ke kost, memakan waktu dan pekerjaan menjadi molor. Dan disitu yang membuat saya senang, makan gratis, he..he..., masalah tidur mudah, banyak tempat untuk selonjorkan kaki dan baring sekedar melelapkan badan untuk istirahat tidur. Nyaman, senang banget waktu itu. Satu lagi yang membuat saya riang sumringah, saat pulang kami dikasih sangu..hemm..lumayanlah pokoknya..he...he...
Perasaan kami  waktu tiga hari disitu seperti singkat saja, karena saya begitu banyak sekali belajar tentang hidup dan kehidupan orang dewasa dengan Bapak-bapak TNI itu. Baik ketika saat mereka bekerja, dan bergaul kesehariannya.
Hingga suatu saat, saya pernah berkunjung kembali kesana, saat itu saya mengantar anak saya latihan full up di lapangan MAKODIM itu. Saya sempatkan bincang-bincang dengan bapak-bapak TNI yang piket sore itu. "Masih enggak bapak berpangkat Kapten itu bertugas disini pak". "Sudah meninggal dek", Ujar bapak itu. Inna Lillahi Wa inna Ilaihi Ro'jiuun, Allahummagfirlahu warhamhu.....
Kompasianer..., tahukan juga anda dengan kisah Ali bin Abi Tholib mendapatkan kehormatan dari Allah Azza Wajalla karena menghormat lansia nasrani. Lebih jelasnya kisah hal ini saya kutipkan dari chanelmuslim.com. Dikisahkan suatu hari, Ali bin Abi Thalib bergegas  untuk ke masjid mengejar shalat subuh berjamaah.  Dalam perjalanannya, ia terhalang seorang lansia yang berjalan didepannya begitu lamban.
Ali bin Abi Thalib tidak berusaha mendahuluinya karena ia memuliakan lansia tersebut. Beliau tetap berjalan perlahan mengiringi berjalannya lansia tersebut hingga matahari hampir terbit yang menandai akan habisnya waktu pelaksanaannya sholat Subuh.
Namun, betapa terkejutnya Ali bin Abi Thalib, saat lansia itu tidak mendekati masjid, tapi terus berjalan. Saat itu Ali baru mengetahui, ternyata lansia itu beragama nasrani.
Dan saat Ali memasuki masjid, beliau mendapati Rasulullah sedang rukuk, sehingga iapun dapat masbuk dan bisa mengejar rakaat subuh. Â Dan tahukah, ternyata Rasulullah saat itu sudah melakukan rukuk selama dua kali lamanya rukuk.
Setelah selesai sholat subuh berjamaah, sahabat bertanya "Wahai Rasulullah, mengapa engkau menambah durasi rukuk, yang tentu saja belum pernah engkau lakukan sebelum-sebelumnya".
Dijawab Rasulullah "Saat aku rukuk dan hendak mengangkat kepala, tiba-tiba malaikat Jibril datang dan meletakkan sayapnya di atas punggungku, dan itu yang membuat aku lama dalam rukuk". Dan saat ia mengangkat sayapnya, baru kuangkat punggungku".
Ditanya lagi oleh sahabat, "mengapa engkau melakukan demikian".