Mohon tunggu...
Muh. Hanafi
Muh. Hanafi Mohon Tunggu... Guru - Abdi Negara

Pengawas Madrasah Tingkat MA, Fasda Numerasi dan AlQur'an Hadist, Fasilitator IKM, Instruktur Visitasi Pelatihan Tindak Lanjut Hasil AKMI 2023, Penggerak Moderasi Beragama, Karya yang telah dipublikasikan : 1 buah Buku Referensi "Keajaiban Think Pair And Share pada Pembelajaran Al-Qur'an Hadist", 2 buah Jurnal pada At-Taklim STAI An-Nadwah KTL dan PEJ FTK UIN STS Jambi. Hope winner on cross cultural religious literacy competition "Developing Student Activity Program" Institut Leimena Jakarta Tahun 2022.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menjadi Santri Dulu dan Kini

24 Desember 2022   23:12 Diperbarui: 25 Desember 2022   00:03 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Santri saat menaikkan Bendera Merah Putih pada saat Upacara dalam rangka Hari Santri (Sumber : https://www.facebook.com/Kemenag Tanjab Bar

Pesantren juga dengan jati dirinya telah banyak melahirkan generasi-generasi yang cemerlang, karena kurikulumnya yang menyeimbangkan kompetensi intelektualnya, spritual, keterampilan dan yang utamanya adalah karakter mulia atau akhlak yang baik, yang pendidikannya lebih menekankan kwalitas mutu secara komprehensif.

Disisi lain pendidikan di pesantren mencetak kader ulama yang inteletual dan moderat. Diantaranya mereka diajarkan bahasa-bahasa dunia. Bahasa Arab dan bahasa Inggris adalah kewajiban mereka dalam percakapannya setiap hari. Hal ini diharapkan di kemudian hari mereka mampu bersaing dengan dunia global.

Menjadi Santri dulu dan kini

Presiden Joko Widodo melalui keputusannya Nomor 22 Tahun 2015 menetapkan setiap tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri. Dengan adanya hari santri menjadi hari pengingat, hari  bersejarah, hari menghargai dan mengapresiasi sejarahnya para santri ikut berjuang, berjihad mempertahankan kemerdekaan Indonesia. 

Kita diharapkan tidak melupakan jasa semua elemen bangsa ini, dimana mereka telah berjuang merebut negara ini dari cengkeraman penjajah. Maka patutlah kita syukuri kemerdekaan yang sekarang kita nikmati.

Santri hari ini berjuangnya tidak seperti mereka yang bersama pejuang membela tanah air, tapi santri hari ini adalah belajar dengan tekun dan giat, agar berilmu pengetahuan, tujuannya adalah untuk mengisi kemerdekaan yang diperjuangkan oleh mereka. Santri hari ini harus berpengetahuan yang mumpumi. agar bisa berkarya untuk bangsa ini. isi kemerdekaan dengan kekuatan berkolaborasi, menjaga akidah dan nilai-nilai kemurnian agama Islam yang bersumber Al-Qur'an dan Sunnah, serta keteguhan mengejawantahkan pengamalan pancasila dan UUD 1945 dalam kehidupan sehari-hari.

Maka santri hari ini, teruslah meng-upgrade dan mentransformasi diri agar bisa meneruskan para pendahulu santri yang telah berjuang bersama pejuang kemerdekaan negara kesatuan republik Indonesia yang tercinta ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun