Mohon tunggu...
muhammadhaikalaziz
muhammadhaikalaziz Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi FIKOM Universitas Pamulang

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Membangun Kesadaran Lingkungan Melalui Komunitas Peduli Sampah

6 Januari 2025   18:19 Diperbarui: 6 Januari 2025   18:19 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Muhammad Haikal Aziz

Mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi FIKOM Universitas Pamulang

Masalah sampah telah menjadi isu besar yang tidak hanya memengaruhi kebersihan kota-kota besar, tetapi juga kualitas hidup masyarakat secara keseluruhan. Di Indonesia, lebih dari 68 juta ton sampah dihasilkan setiap tahunnya, namun hanya sekitar 7% yang berhasil didaur ulang. Angka ini menggambarkan betapa besar tantangan yang kita hadapi dalam pengelolaan limbah. Di tengah masalah ini, munculnya berbagai komunitas peduli sampah dapat menjadi salah satu solusi inovatif. Komunitas-komunitas ini berperan penting dalam meningkatkan kesadaran masyarakat serta memberikan kontribusi nyata dalam mengurangi dampak negatif sampah terhadap lingkungan.

Peran Komunitas dalam Pengelolaan Sampah

Komunitas peduli sampah tidak hanya berfokus pada aksi bersih-bersih, tetapi juga berfungsi sebagai agen perubahan yang mengedukasi masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah yang benar. Salah satu contoh yang menarik adalah "Aksi Bersih Pantai" yang melibatkan mahasiswa dan dosen di Pantai Toronipa. Kegiatan ini tidak hanya membersihkan pantai, tetapi juga memberikan edukasi langsung kepada masyarakat mengenai dampak sampah terhadap ekosistem laut. Dengan adanya kolaborasi antara berbagai pihak, dampak dari kegiatan ini menjadi jauh lebih besar, dan kesadaran akan pentingnya pengelolaan sampah semakin meningkat.

Edukasi dan Pelatihan: Mengubah Kebiasaan Masyarakat

Edukasi adalah kunci untuk mengubah perilaku masyarakat dalam mengelola sampah. Komunitas peduli sampah sering mengadakan pelatihan dan sosialisasi untuk memberi pemahaman tentang cara memilah sampah yang benar, mendaur ulang, dan mengurangi penggunaan barang sekali pakai. Kegiatan ini tidak hanya memberikan pengetahuan praktis, tetapi juga menginspirasi masyarakat untuk bertindak lebih bijak dalam pengelolaan sampah. Salah satu program yang populer adalah konsep 3R (Reduce, Reuse, Recycle), yang berhasil meningkatkan kesadaran serta partisipasi aktif masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan.

Dampak Positif terhadap Lingkungan

Pengelolaan sampah yang baik tidak hanya berdampak positif pada kebersihan, tetapi juga pada kualitas lingkungan secara keseluruhan. Komunitas peduli sampah membantu mengurangi jumlah sampah yang dibuang sembarangan, yang pada gilirannya mengurangi pencemaran tanah, air, dan udara. Kawasan-kawasan yang sebelumnya kumuh dan penuh sampah, kini menjadi lebih bersih dan sehat untuk ditinggali. Program pengelolaan sampah berbasis komunitas juga berdampak pada pengurangan emisi gas rumah kaca yang berasal dari sampah yang terbuang di Tempat Pembuangan Akhir (TPA), sehingga turut mendukung upaya mitigasi perubahan iklim.

Tanggapan terhadap Pendapat Berlawanan

Tentu saja, ada anggapan bahwa upaya individu atau kelompok kecil tidak akan cukup untuk mengatasi masalah sampah yang begitu besar. Namun, sejarah telah membuktikan bahwa perubahan besar sering dimulai dari langkah-langkah kecil yang dilakukan secara bersama-sama. Gerakan-gerakan seperti "Love, Share, and Care" dari Rawi Mataho Project, misalnya, menunjukkan bahwa kepedulian sosial dan kesadaran kolektif dapat memperbesar dampak positif yang dihasilkan. Dengan membangun kesadaran lingkungan secara kolektif, komunitas dapat menciptakan perubahan yang lebih besar dan berkelanjutan dalam pengelolaan sampah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun