Mohon tunggu...
Muhammad Hafizh
Muhammad Hafizh Mohon Tunggu... Mahasiswa - UNEJ

Seorang penjelajah pulau kapuk

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Nasi dan Dampaknya Lebih dari Sekedar Makanan Utama

5 Oktober 2024   03:55 Diperbarui: 5 Oktober 2024   03:57 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Beberapa orang merasa tidak puas ketika menyantap hidangan tanpa adanya nasi. Ya, beras menjadi salah satu komoditas andalan dan berperan penting dalam perekonomian Indonesia. Produksi dan konsumsi beras tidak terlepas dari adanya eksternalitas yang timbul dari segi lingkungan, ekonomi dan sosial.

Produksi beras erat kaitannya dengan tingginya kebutuhan pupuk, air, pestisida dan ketersediaan lahan produktif untuk hasil yang maksimal. Penanaman secara monokultur diharapkan dapat mendongkrak produksi yang tinggi. Hal ini menciptakan eksternalitas negatif yang telah dirasakan tanpa disadari.

Dampaknya berupa degradasi lahan, pemborosan air, perubahan iklim dan penurunan keragaman hayati. Konsumsi nasi sebagai sumber kalori utama menyebabkan ketergantungan, ketidakseimbangan nutrisi dan menciptakan tekanan besar dalam penyediaan beras nasional.

Pemerintah telah berupaya mengatasi masalah – masalah ini dengan kebijakan subsidi pupuk organik, pelatihan tentang praktik ramah lingkungan dan perbaikan efisiensi irigasi lahan. Upaya ini diharapkan dapat menekan dampak dari eksternalitas negatif dari produksi dan konsumsi beras.

Namun, beras memiliki sudut pandang lainnya. Kegiatan produksi beras telah membuka banyak lapangan kerja seperti petani, buruh tani, petugas irigasi, pengangkut hasil panen, petugas pemroses padi, distributor, pedagang, pengecer, peneliti agronomi, penyuluh pertanian, penyedia benih, pembuat alat pertanian, produsen pupuk dan pestisida. Komoditas ini mendukung pertumbuhan ekonomi nasional dan berkontribusi terhadap ketahanan pangan nasional.

Eksternalitas positif ditingkatkan oleh pemerintah melalui upaya – upaya strategis seperti stabilisasi harga beras, diversifikasi pangan, program bantuan sosial dan pangan.

Produksi dan konsumsi beras di Indonesia menimbulkan dampak eksternalitas yang cukup kompleks. Komoditas ini memberi lapangan kerja dan ketahanan pangan namun juga menyumbang dampak lingkungan, sosial dan ekonomi.

Komoditas vital ini perlu dikelola dengan tepat agar memberikan dampak yang positif dan berkelanjutan. Upaya peningkatan efisiensi produksi, diversifikasi pangan, edukasi gizi masyarakat dapat membantu meningkatkan eksternalitas positif. Kebijakan pemerintah yang mendukung teknologi ramah lingkungan dan stabilisasi harga juga sangat penting untuk mengurangi dampak negatif dan memaksimalkan manfaat sosial dan ekonomi dari beras.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun