Perkembangan teknologi yang sangat pesat mengakibatkan munculnya metode metode baru dalam pembuatan kapal. Salah satunya ialah menggunakan metode block. Metode block sendiri ialah metode dimana kapal dibagi menjadi beberapa block lalu block tersebut disusun seperti lego sehingga menjadi satu kapal yang utuh. Akan tetapi itu tidak sesimpel yang dibayangkan. Dibutuhkan perhitungan yang rumit dan keahlian yang handal untuk dapat membuat 1 block. Bagaimana cara membuat block ini ? Yuk Simak cerita singkat dibawah ini.
Pada tahap awal, material berupa plat akan memasuki SSH (Steel Stock House) yakni warehouse yang memiliki tujuan untuk menyimpan sementara material yang akan dipakai. Plat yang sudah siap akan melalui proses blasting, yakni proses untuk menghilangkan lapisan primer dari pabrikan plat dengan pasir blasting. Proses blasting bertujuan ketika plat dicoating primer dengan cat, maka cat dapat menempel dengan sempurna. Proses blasting ini dilakukan secara otomatis dan dibutuhkan sekitar 12 menit untuk 1 plat 2 permukaan. Setelah plat melewati proses blasting, plat akan dibawa oleh conveyor menuju ke ruang coating untuk dicat. Pengecatan ini dilakukan menggunakan mesin semi otomatis sehingga membutuhkan operator untuk menggerakkannya. Hal ini bertujuan agar plat tidak mengalami korosi ketika disimpan. Setelah dicat plat didiamkan beberapa saat agar cat yang melapisi plat tersebut mengering.
Selanjutnya plat yang sudah dilapisi oleh cat akan didistribusikan oleh conveyor ke bengkel fabrikasi untuk dilakukan marking, cutting, dan bending. Marking merupakan kegiatan untuk memberi tanda sesuai gambar kerja yang telah diberikan oleh divisi desain pada permukaan plat beserta simbol - simbol yang diperlukan. Cutting merupakan kegiatan memotong plat baik menggunakan gas maupun menggunakan plasma cutting sesuai gambar kerja yang telah diberikan untuk menjadi komponen. Sedangkan bending merupakan kegiatan untuk membentuk plat sehingga menjadi melengkung sekian derajat sesuai dengan gambar kerja.
Setelah komponen terbentuk, maka akan didistribusikan ke bengkel sub assembly menggunakan crane untuk dirakit menjadi panel. Sehingga panel merupakan kumpulan dari beberapa komponen. Perakitan dilakukan menggunakan mesin las sesuai dengan gambar kerja yang ada. Pada bengkel ini merupakan kegiatan yang paling sibuk karena para pekerja merakit komponen demi komponen yang beratnya tidak ringan dan harus dibantu dengan crane yang tersedia.
Setelah panel terbentuk maka proses akan berlanjut ke bengkel assembly. Pada bengkel ini semua panel yang telah dirakit di bengkel sub assembly akan dirakit lagi menjadi block yang lebih besar. Block inilah yang nanti akan menjadi Lambung kapal, deck dan bagian bagian kapal yang lain. 1 block memiliki berat kisaran 90 Ton sehingga dibutuhkan 2 crane untuk dapat mengeluarkan block yang sudah jadi. Sebelum dikeluarkan, block akan diinspeksi oleh Quality Control (QC), Qualitiy Assurance (QA), owner, dan class untuk bagian sambungan las. Selanjutnya block akan diangkut oleh transporter menuju ke bengkel BBS (Block Blasting Sheet)
Pada bengkel BBS block akan dilakukan blasting ulang dengan pasir blasting. Hal ini bertujuan agar cat dapat menempel sempurna pada block. Setelah di blasting block akan di painting menggunakan cat agar tidak terjadi korosi pada badan block.
Ikuti terus berita magang saya di PT. PAL Indonesia di https://www.kompasiana.com/muhammadhafiza/
jangan lupa juga kunjungi laman resmi UPN "Veteran" Jawa Timur https://www.upnjatim.ac.id/
(Penulis : M Hafiz Aziz, Mahasiswa Teknik industri UPN "Veteran" Jawa Timur).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H