Mohon tunggu...
Muhammad HafifAfanililah
Muhammad HafifAfanililah Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Negeri Malang

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Biar Aku, Menjadi Januari, Februari, Maret hingga Hujan di Desembermu Itu

24 Februari 2020   21:44 Diperbarui: 24 Februari 2020   21:48 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Biar aku, menjadi Januari, februari, Maret hingga hujan di desembermu itu

Di detik baik saat yang laik,
biar aku jadi sesak segala yang mendiami dadamu.
Mendengarkan peluh seluruh gemuruh dan cemburu. Biar aku ...

Biar aku jadi milikmu yang nomor satu, luluh dan lantak menyingkirkan mereka yang cintanya sudah pasti tak seserius aku.

Biar aku jadi apa yang laik untuk kamu genggam dengan baik. Mencukupkan lingkup-lingkup hampa yang harus ditempa, masuk dan menjaga jeda yang harus ditata oleh kita. Biar aku menjadi satu-satunya yang kamu tuju dan cinta. Dalam kondisi apapun dan dimanapun kamu berada. Dalam kondisi apapun dan dimanapun kamu bertahta.

Biar aku yang menjadi jawab atas setiap tanya dan pintamu itu. Biar aku datang sebagai hasil bahagia dari apa yang telah kamu tanam dan rawat dengan tulus dari dulu, dari kau yang belum kenal aku. Menjejak semua yang kita anggap keliru. Memulangkan rindu, dan semua rasa yang tidak diizinkan membuatmu menangis pilu.

Biar aku dengan mataku yang sampai pada setiap tatapan indahmu. Biar aku selalu ada. Biar aku...

Walau pada kenyataannya, aku tak mungkin selalu bisa disana...
Walau pada kenyataannya, aku tak mungkin selalu bisa menjaga...
Walau pada kenyataannya, aku tak mungkin selalu bisa membuat kita lebih bersahaja...

Biar aku,

Lihatlah betapa jemariku ini ingin selalu menulis "biar aku".

Yaaaaa.....Biarkan aku terus untuk menginginkanmu dan menjadi penegas jawaban "iya" pada setiap keinginan itu.

Tapi aku tau, kebebasan memilih tetap pada asta dan hati kecilmu itu.
Tapi aku tau, kebebasan memilih itu tetap pada apa yang telah kau tanam dan rawat itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun