Mohon tunggu...
Muhammad HafifAfanililah
Muhammad HafifAfanililah Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Negeri Malang

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Larik Kedua Sajak Salamah

9 Agustus 2019   09:45 Diperbarui: 9 Agustus 2019   10:18 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Larik kedua sajak Salamah

Rasa
Ada perasaan yang baru saja tiba,
Membelalak membuka kedua rona mata
Hahahaha
Untuk terakhir kali, daku ingin berhenti dalam kelana mencari-cari dimana sesungguhnya cerminan diriku berada

Baru saja
Belum lama kekacauan lelah menyandera raga dan jiwa
Kau datang menawarkan rasa untuk ku jaga
Atau mungkin hanya aku saja yang alpa, buta ... Terlalu merasa, padahal kau datang dan hanya datang
Dan kapanpun bisa kembali pulang

Belum lama juga rasanya ku semat tamatkan cinta di larik pertama, sudah kau ajak saja aku menulis di larik kedua
Salamah ...

Bagaimana mungkin rasanya daku tak jatuh rasa?

Dengerin sini
Jadi begini, kau tak perlu lagi bertanya
Hatiku ini rasanya sudah hampir kau rampas sepenuhnya
Tak perlu bertanya
Tak perlu lagi berkata-kata
Kau bahkan tak perlu menjelaskan nama lain dalam panjangnya cerita kita hanya untuk memastikan aku akan secemburu apa ... wahai Salamah.

Dan ingatkah kita?
Pada kisah Ummu Salamah yang begitu mahsyur melegenda?
Dia istri yang penuh cinta bagi suaminya, Abu Salamah.

Ingat?
Tak lama rasanya Ummu Salamah Radhiyallahu 'Anha berdamping dengan suaminya,
Karena Abu Salamah harus kembali ke hadapan Rabbnya akibat luka di jalan jihad yang membara

Ingat?
Ummu Salamah melepas kekasihnya Abu Salamah pada bulan Jumadits Tsaniyah?
Dia berucap "Siapakah yang lebih baik bagiku dari pada Abu Salamah?"
Ah syahdu sekali rasanya ...

Kak, jadilah Salamah yang demikian ya ...
Jaga asa, rasa, dan dirimu sekuat erat seperti jiwa pada raga
Biar kamu indah,
Tetap cantik terjaga

Kuatkan lagi, lagi dan lagi keyakinan itu
Dari aku yang tak pernah berani mengatakan bahwa aku telah masuk begitu dalam pada jerat cintamu

Hahaha sendu
Aku telah memilihmu sebagai makna,
Lengkap beserta seluruh kekhawatiran yang menyertainya.

Cerita Salamah, Agustus 2019.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun