Mohon tunggu...
Muhammad Gunawan Abdillah
Muhammad Gunawan Abdillah Mohon Tunggu... Jurnalis - Redaktur

Melakukan tulisan komparasi dengan sumber-sumber terpercaya di situs Kumham dan mahkamah agung serta gemar menulis profil serta lingkungan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jelajah Muara Angke sampai Pulau Seribu, Ari Sumarto Taslim Amati Sampah

5 November 2024   19:02 Diperbarui: 5 November 2024   19:04 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia


JAKARTA -- Meski telah dilakukan berbagai upaya, polusi sampah di perairan Kepulauan Seribu, mulai dari Pelabuhan Muara Angke hingga Pulau Kelapa, masih menjadi masalah serius. Sampah dari 13 sungai yang mengalir ke Teluk Jakarta terus mengalir dan mencemari kawasan perairan meskipun telah dilengkapi dengan saringan.

 Kondisi ini menyebabkan pencemaran yang berdampak pada ekosistem laut serta kehidupan masyarakat di Kepulauan Seribu yang bergantung pada perikanan dan pariwisata.

Menurut Ari Sumarto Taslim pengamat lingkungan, salah satu penyebab utama tumpukan sampah di perairan Kepulauan Seribu adalah perilaku masyarakat yang masih rendah dalam menjaga kebersihan sungai dan wilayah pesisir. 

Ari Sumaro Taslim mengungkapkan bahwa saringan yang dipasang Dinas Tata Air DKI Jajarta pada muara sungai hanya mampu menahan sebagian kecil dari total volume sampah yang terbawa arus, sementara sisanya tetap mengalir ke laut.

"Kita perlu kesadaran kolektif untuk mengatasi masalah sampah ini, karena selain merusak pemandangan, sampah plastik yang terakumulasi di laut dapat mengancam kesehatan biota laut dan ekosistem terumbu karang di sekitar Kepulauan Seribu," ujar Ari Sumarto Taslim, Selasa, 5 November 2024.

Pemerintah bersama masyarakat berusaha memperketat pengelolaan sampah di muara-muara sungai dengan memaksimalkan fungsi saringan, serta meningkatkan frekuensi pembersihan area sekitar Pelabuhan Muara Angke.

 Upaya lain yang juga penting dilakukan adalah edukasi kepada masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan, terutama di daerah aliran sungai yang bermuara ke laut.

Selain itu, penguatan program kebersihan di Kepulauan Seribu, seperti mengadakan kegiatan rutin bersih-bersih pantai dan penyediaan tempat sampah di setiap titik strategis, diharapkan dapat meminimalisir jumlah sampah yang mencemari laut. Edukasi dan penyuluhan mengenai bahaya sampah plastik bagi kehidupan laut terus disampaikan kepada warga dan wisatawan agar bersama-sama menjaga kebersihan lingkungan.

Dalam jangka panjang, perlu kerja sama antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat untuk mengembangkan infrastruktur pengelolaan sampah yang lebih efektif, termasuk teknologi daur ulang yang dapat mengurangi jumlah sampah plastik di sungai dan laut. "Jika kita dapat membangun kebiasaan baru dalam pengelolaan sampah, dampaknya akan sangat positif bagi lingkungan laut dan akan menciptakan perairan Kepulauan Seribu yang lebih bersih dan sehat," pungkas Ari.

Dengan langkah-langkah ini, harapannya adalah perairan Kepulauan Seribu dapat bebas dari sampah, menciptakan ekosistem yang lestari dan nyaman, serta mendukung pariwisata yang ramah lingkungan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun