Mohon tunggu...
Muhammad Ghathfan Faiz Faruq
Muhammad Ghathfan Faiz Faruq Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Uin Maulana Malik Ibrahim Malang

Di harapkan tulisan yang saya susun dapat bermanfaat bagi para pembacanya

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Hubungan Teori Belajar Asosiatif dengan Penyembuhan Trauma

7 Oktober 2022   23:32 Diperbarui: 7 Oktober 2022   23:32 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Trauma, apa sih trauma itu? dilansir dari aido.id trauma adalah respons emosional yang disebabkan oleh seseorang atas kejadian buruk seperti bencana alam, kecelakaan, maupun kekerasan seksual. Selain itu, sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya, seseorang dapat mengalami trauma baik karena kejadian yang mengancam dan berbahaya secara psikis maupun secara fisik.

yaa mungkin sebagian besar kita pasti pernah mengalami trauma sekali dalam seumur hidup baik itu trauma ringan maupun berat, setiap trauma yang diderita seseorang haruslah ditangani dengan benar sebab Jika tidak ditangani dengan benar, trauma psikologis bisa melukai inner child dan memengaruhi berbagai aspek kehidupan, mulai dari kondisi fisik, kesehatan mental, hingga perilaku dan interaksi sosial.

Cara menghilangkan trauma pada setiap individu biasanya berbeda-beda. Jika kita mengalami trauma dan ingin mengatasinya, sebaiknya konsultasikan lebih dahulu ke dokter atau psikolog. Tujuannya adalah agar dokter atau psikolog dapat menentukan penanganan yang paling efektif sesuai dengan kondisi Anda secara menyeluruh.
Dilansir dari alodokter terdapat 4 cara yang dapat digunakan untuk menangani trauma secara umum  pada seseorang yang menderitanya, diantaranya:

1. Cerita ke orang terdekat
Menceritakan kejadian traumatis yang pernah dialami kepada seseorang yang dekat dengan kita atau support system yang kita percaya bisa menjadi langkah awal dan efektif guna menangani trauma.
Cara ini dapat membuat kita merasa lebih baik dan tidak merasa sendiri. Dukungan dari orang terdekat akan cukup berpengaruh dalam meredakan rasa takut dan beban yang kita rasakan.


2. Menulis apa yang dirasakan ke buku harian

Mencoba menceritakan kejadian yang dialami atau hal yang dirasakan melalui tulisan juga dapat menjadi metode yang efektif sebagai cara menangani trauma.
Cara ini dapat kita coba apabila kita merasa ragu untuk bercerita kepada orang lain perihal perasaan yang tidak mengenakan kita. Awalnya, kita mungkin merasa tidak nyaman. akan tetapi, seiring berjalannya waktu, kita akan bisa merasa lebih rileks dalam menuangkan perasaan lewat tulisan.
Menulis tidak hanya bisa digunakan sebagai media bercerita saja, namun juga sebagai tempat untuk mengeksplorasi pikiran dan perasaan terpendam terkait hal-hal traumatis yang pernah kita alami.


3. Alihkan perhatian pada kegiatan yang menarik
Sering pula kejadian traumatis dapat timbul kembali dalam ingatan kita, baik melalui mimpi buruk atau mungkin kejadian yang dianggap hampir serupa. Misalnya, ketika mendengarkan berita tentang kecelakaan lalu lintas, kita mungkin akan kembali teringat pada kecelakaan hebat yang pernah kita alami.
Untuk menanganinya, sebisa mungkin kita menjauhkan diri dari paparan informasi mengenai peristiwa yang bersangkitan dengan kejadian traumatis yang pernah kita alami. Namun, pahamilah bahwa reaksi kita mengenai berita tersebut ialah sesuatu yang normal, kemudian coba tenangkanlah diri kita secara perlahan.
Jika merasa kurang nyaman terhadap hal yang dapat menimbulkan kembali ingatan pahit di benak dan pikiran kita, cobalah untuk mengalihkan perhatian dengan kegiatan yang lebih bermanfaat, seperti menonton film, melakukan hobi, atau aktivitas lain yang menyenangkan.


4. Hadapi ketakutan yang dirasakan
Cara menangani trauma yang satu ini memang tidak mudah, yaitu dengan mengingat kembali kejadian traumatis yang dialami, lalu mencoba untuk mengatasi rasa takut yang menyertainya. Hal ini dapat membantu mengendalikan apa yang kita rasakan secara bertahap.
Cobalah untuk berdamai dengan kejadian traumatis yang pernah kita lalui. Pikirkan bahwa kita harus bisa menghadapi dan melawan rasa takut untuk mengembalikan kualitas hidup kita.
Namun, perlu diingat bahwa cara ini perlu dilakukan ketika kita sudah siap. Untuk memulainya, kita bisa berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater.

berdasarkan penjelasa cara menangani trauma menurut alodoker diatas terdapat point yang menarik untuk dibahas dan berhubungan dengan teori belajar asosiatif point tersebut terdapat pada point ke 4 yakni, hadapi ketakutan yang dirasakan dengan kata lain melalui pembiasaan, nah dalam teori pembelajaran asosiatif yang dibangun oleh Pavlov. Berdasarkan pada eksperimen yang sudah dilakukan, Pavlov menyimpulkan bahwa perilaku itu dapat dibentuk melalui kondisioning atau kebiasaan. 

organisme mencoba membuat asosiasi atau hubungan baru antara dua peristiwa. Misalnya orang yang menderita trauma pada ketinggian maka dapat melakukan pembiasaan untuk melihat ketinggian agar dapat melawan rasa takutnya, orang yang trauma akan air karena pernah hambir tenggelam maka orang tersebut harus membiasakan menghadapi air guna melawan rasa takut yang ia deritanya dan seorang pria yang trauma pada masalalunya prihal cinta yang ia perjuangkan mati-matian akan tetapi tak pernah diharagai yang dapat menyebabkan pria tersebut sulit percaya lagi dengan wanita dan memilih menjauhinya akan tetapi trauma tersebut dapat ditangani dengan teori belajar asosiatif dengan pembiasaan untuk mengenal atau berinteraksi dengan wanita baru sebab percayalah tidak semua wanita itu sama. Hal tersebut dapat terjadi karena adanya kondisioning, dengan mengkaitkan suatu stimulus dengan responnya.

Jadi dapat disimpulkan bahwa teori belajar asosiatif yang dibuat oleh pavlov berkaitan dengan cara menangani trauma pada seseorang dengan membiasakan penderitanya itu untuk menghadapi trauma yang sedang ia derita  karena adanya kondisioning, dengan mengkaitkan suatu stimulus dengan responnya. Maka penderita trauma akan sembuh apabila ia sudah terbiasa dengan rasa takutnya hingga ia dikatakan sembuh dari tramuanya karena merasa tak takut lagi dalam situasi tersebut

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun