Batik Pekalongan, yang telah diakui sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO, merupakan salah satu bentuk seni yang telah berkembang pesat dan mewarnai sejarah panjang Indonesia. Namun, seiring dengan perkembangan zaman dan berubahnya selera pasar, batik yang dulunya identik dengan pola-pola tradisional dan konservatif kini mulai berevolusi, mengadopsi unsur-unsur modern yang lebih relevan dengan kehidupan generasi masa kini. Inilah tantangan sekaligus peluang besar bagi Batik Pekalongan di tangan generasi Z. Generasi Z, yang lahir antara pertengahan 1990-an hingga awal 2010-an, dikenal dengan keterbukaan terhadap teknologi, kreativitas yang tinggi, serta kepekaan terhadap isu-isu sosial dan budaya. Keterhubungannya yang erat dengan dunia digital memungkinkan mereka untuk memperkenalkan batik Pekalongan ke dunia global melalui platform media sosial, seperti Instagram, TikTok, dan Pinterest. Hal ini membuka peluang besar untuk mengedukasi pasar internasional tentang keberagaman dan nilai-nilai yang terkandung dalam setiap corak batik. Â
Namun, bukan hanya sekadar memperkenalkan batik ke dunia luar, generasi Z juga mulai melestarikan batik Pekalongan ketika acara formal maupun non-formal seperti pergi ngampus "Kita berangkat ke kekampus kalo bisa memakai batik, minimal ada lah satu atau dua kali dalam seminggu, itu menurut saya juga sudah cukup melestarikan batik dikalangan generasi seangkatan saya yaitu yang sering sekali disebut generasi Z atau Gen Z, dikampus kami juga ada tata cara membatik diajarkan berbagai macam motif dan pola pola batik" jawab Galih, 10 November.
Paramahasiswa juga diajarkan cara mmenggali potensi besar dalam menciptakan inovasi di kampus dalam mendesain batik. Desain batik yang selama ini dikenal dengan pola-pola klasik kini bertransformasi menjadi lebih kontemporer, dengan memadukan motif tradisional dan elemen-elemen modern, bahkan terkadang terinspirasi dari budaya pop dan tren global. Namun, meski inovasi sangat penting, perlu diingat bahwa generasi Z juga harus menjaga kelestarian nilai-nilai tradisional yang ada dalam batik Pekalongan. Batik bukan sekadar produk komersial, tetapi juga simbol dari warisan budaya yang mengandung makna filosofis mendalam, dari setiap garis dan warna yang tercipta. Oleh karena itu, penting bagi generasi muda untuk terus menggali, memahami, dan melestarikan teknik-teknik tradisional batik yang diwariskan oleh para pendahulu. Masa depan batik Pekalongan ada di tangan generasi Z. Inovasi dalam desain dan teknik pembuatan batik membuka potensi besar untuk mengangkat batik ke level yang lebih tinggi, baik secara nasional maupun internasional. Namun, penting bagi mereka untuk tidak hanya mengejar tren semata, tetapi juga menghargai dan merawat warisan budaya yang telah ada. Dengan pendekatan yang tepat, batik Pekalongan akan terus berkembang dan menjadi simbol kekuatan budaya Indonesia yang tak lekang oleh waktu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H