Mohon tunggu...
M. Firnas Hibatulloh
M. Firnas Hibatulloh Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Sedang berusaha menata hati dan menjernihkan pikiran dalam kerangka berdinamika memahami serta menjalani takdir Tuhan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pesan dari Seorang Hamba Gelandangan

18 April 2020   17:17 Diperbarui: 18 April 2020   17:18 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Selama ini engkau terlalu berputus asa
Berkoar rasa paling menderita
Menceritakan nestapa pada semua
Padahal Ia hanya sedang mengajarimu cinta

Dalam setiap derita yang engkau rasa
Dengan lancang engkau mengutuknya
Berkata bahwa Ia tak pernah adil kepadamu
Padahal siapa sebenarnya Sang Adil itu?

Lantas keesokan harinya
Dengan wajah merasa tak berdosa
Engkau meminta Ia hadir
Agar deritamu diperkenankan segera berakhir

Dan benar, bahagia itu benar-benar datang
Tetapi penglihatanmu malah tertutup oleh kesombongan
Sehingga engkau tega mencampakkannya
Seakan Ia tak pernah memberimu cinta

Namun begitu, Ia tetap saja merindumu
Ia tetap setia mendengar ocehanmu yang tak tahu malu
Yang terus meminta kenikmatan
Tanpa pernah sempurna dan setia dalam sujud yang lima


Siapakah Ia?
Seperti apakah wujudnya?
Apakah Ia benar-benar ada?
Kawan, aku juga tak pernah mengetahui sebenarnya
Jangankan untuk menjawab
Memikirkan pertanyaan-pertanyaan itu saja aku tak akan kuasa

Tetapi dengarlah sahabat,
Selama perjalanan sunyiku aku merasakan
bahwa Ia adalah cinta
Ia adalah cahaya
Ia adalah kekuatan
dan Ia juga adalah tujuan

Lantas,
Katakanlah kepadaku
Adakah cinta yang sanggup melihat kekasihnya sengsara?
Adakah cahaya yang kuasa menyaksikan kesasihnya tersesat dalam kegelapan?
Adakah kekuatan yang tega membiarkan kekasihnya lemah tak berdaya?
Adakah tujuan yang merelakan kekasihnya tak kembali kepadanya?

Pulanglah segera
Karena engkaulah kekasih yang dinantikannya
Jangan kurang ajar
Lantas lupa siapa yang sebenarnya memberimu cinta
Entah hari ini, esok, ataupun lusa
Mungkin keadaannya tak akan pernah lagi sama

Puri, 18/04/2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun