Mohon tunggu...
Muhammad Firhan
Muhammad Firhan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Seorang Mahasiswa

Mahasiswa UNEJ prodi S1 Perencanaan Wilayah dan Kota

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kota dan Perkembangannya (Studi Kasus Wilayah Jakarta Pusat)

8 November 2021   21:03 Diperbarui: 9 November 2021   05:39 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Salah satu alasannya adalah orang-orang yang datang ke kota untuk mencari pekerjaan, karena semua bisnis ada disana dan jika bisnis tersebut ingin mendapatkan orang terbaik, maka mereka harus berada di kota. Perkotaan membuat perdagangan jadi lebih mudah, mendorong perekonomian yang ada di negara tersebut dan karena itulah, perkotaan menjadi efisien bagi system perekonomian negara. 

Tentu saja kehidupan pedesaan akan selalu ada dan perlu ada, tanpa adanya pedesaan manusia tidak bisa lagi memiliki lahan untuk bercocok tanam membuat makanan pokok bagi mereka sendiri. Kota itu efisien dan efisiensi menciptakan kesejahteraan, maka dari itu manusia membangun kota. Seperti itulah "Mengapa kota itu ada?" dan "Mengapa manusia lebih memilih perkotaan?".

Berbicara tentang kota, tidak terlepas juga dari perkembangan yang terjadi di dalam kota tersebut. Terciptanya sebuah kota pasti akan mengalami perkembangan secara bertahap dan diharapkan dengan pendekatan perkembangan kota (parameter kota) dapat dihasilkan perencanaan tata kota yang lebih baik. Begitu juga yang terjadi di Wilayah Jakarta Pusat. Perkembangan di kota Jakarta Pusat umumnya DKI Jakarta tidak terlepas dari pertumbuhan wilayah, baik dari aspek sosial, ekonomi, politik maupun perkembangan ruang.

  • Jika dilihat dari sisi perekonomian, pertumbuhan perekonomian di Jakarta berkembang rata-rata 6%. Pada masa krisis pertumbuhan ekonomi Jakarta menunjukkan angka -17,49% , jauh lebih rendah dari pertumbuhan nasional saat itu yaitu -13,13% , pada tahun 2002 pertumbuhan iPDRBi sudah mencapai 4,89%. Pertumbuhan ini meningkat pesat menjadi 6,01% di tahun 2005 dan 6,09% di tahun 2006. Pertumbuhan tahun 2006 lebih lambat dibanding pada tahun 2005, karena dampak BBm pada akhir tahun 2005. Kegiatan ekspor dan impor merupakan kegiatan perdagangan yang menjadi faktor penggerak kenaikan ekonomi di DKI Jakarta.
  • Jika dilihat dari kondisi sosial dan budaya, masyarakat di Jakarta Pusat ini terdiri dari berbagai bangsa dan suku dari seluruh Indonesia. Keanekaragaman budaya lokal ditambah dengan pengaruh budaya asing melahirkan keanekaragaman seni dan budaya yang ada di Jakarta. Dengan adanya perbedaan tersebut menciptakan perpaduan adat istiadat, budaya dan filsafah kehidupan. Kemajuan teknologi dan iinformasii membawa dampak kemajuan bagi perkembangan seni dan budaya. Namun bersamaan dengan itu juga terjadi pengaruh negative yang menyebabkan bergesernya nilai-nilai budaya nasional.
  • Jika dilihat dari kondisi fisik dan lingkungannya, pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi dan terbukanya lapangan usaha menyebabkan pertumbuhan kegiatan sosial ekonomi meningkat. Untuk mewujudkan kota Jakarta yang lebih berkembang, pemerintah Wilayah Jakarta Pusat juga menemui kendala seperti terbatasnya lahan dan pembiayaan untuk dapat memberikan sarana dan prasarana publik yang memadai dan merata bagi seluruh masyarakat. Selain itu, jumlah penduduk yang tinggi menyebabkan tuntutan terhadap ketersediaan sarana dan prasarana perhubungan semakin meningkat.

Peningkatan jumlah penduduk menjadi salah satu faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan kota. Kebutuhan akan sarana dan prasarana serta lahan tinggal yang juga meningkat membuat perkembangan terjadi pesat. Secara teoritis ada 3 cara perkembangan dasar didalam kota, yakni perkembangan secara horizontal, vertikal juga interstisial.

  • Perkembangan horizontal: cara perkembangan mengarah keluar. Daerah bertambah sedangkan ketinggian tetap.
  • Perkembangan vertikal: cara perkembangannya mengarah ke atas. Daerah tetap sedangkan ketinggian bertambah.
  • Perkembangan interstisial: cara perkembangannya mengarah ke dalam. Daerah dan ketinggian tetap sedang.

Kota Jakarta Pusat berkembang dinamis baik secara vertikal dan interstisial. Hal ini dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi dan sosial masyarakat yang terus menunjukan angka peningkatan dengan tujuan agar mencukupi kebutuhan-kebutuhan masyarakat maupun kebutuhan politik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun