Mohon tunggu...
Muhammad Firas Fadytha
Muhammad Firas Fadytha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Teknik Elektro Universitas Airlangga

Mahasiswa Teknik Elektro Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Yoghurt Klepon: Menjaga Tradisi dengan Sentuhan Modern

12 Desember 2024   07:57 Diperbarui: 12 Desember 2024   07:57 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Klepon adalah salah satu jajanan tradisional Indonesia yang terkenal dengan bentuknya yang bulat kecil, berwarna hijau, dan diisi dengan gula merah. Makanan ini terbuat dari tepung ketan yang dicampur dengan air dan daun pandan untuk memberikan warna serta aroma khas. Klepon biasanya disajikan dengan taburan kelapa parut, memberikan kombinasi rasa manis dan gurih. Sejarah mencatat bahwa klepon telah ada sejak tahun 1950-an dan diperkenalkan oleh imigran Indonesia di Belanda. Nama "klepon" sendiri berasal dari bahasa Jawa yang berarti "indung telur hewan," merujuk pada bentuknya yang bulat.

Namun, meskipun klepon memiliki nilai budaya yang tinggi, minat masyarakat, terutama pada generasi muda, terhadap makanan tradisional ini semakin menurun. Dalam era globalisasi dan perkembangan teknologi informasi, banyak orang lebih tertarik pada makanan cepat saji dan camilan modern yang lebih praktis. Generasi Z, yang tumbuh dalam lingkungan serba cepat dan digital, cenderung lebih memilih kudapan seperti bubble tea atau camilan internasional lainnya dibandingkan klepon. Hal ini menyebabkan klepon semakin jarang ditemukan di pasar dan kurang dikenal di kalangan anak muda. Oleh karena itu, inovasi dalam kuliner menjadi sangat penting untuk menjaga keberadaan dan relevansi makanan tradisional di tengah arus perubahan ini.

Inovasi makanan tradisional menjadi sangat penting dalam menghadapi perkembangan globalisasi dan masuknya budaya makanan asing. Dalam konteks ini, makanan tradisional Indonesia, seperti klepon, perlu beradaptasi agar tetap relevan dan menarik bagi generasi muda yang semakin terpapar dengan berbagai pilihan kuliner internasional. Salah satu cara untuk mencapai hal ini adalah dengan menggabungkan elemen-elemen tradisional dengan sentuhan modern, sehingga menciptakan produk yang tidak hanya mempertahankan cita rasa asli tetapi juga memenuhi selera pasar yang terus berubah.

Inovasi makanan tradisional tidak hanya diperlukan untuk mempertahankan warisan kuliner, tetapi juga untuk meningkatkan daya saing di pasar global. Dengan mengadaptasi resep tradisional ke dalam bentuk yang lebih modern dan menarik, seperti yoghurt klepon yang menggabungkan cita rasa klepon dengan kesegaran yoghurt, produk ini bisa menarik perhatian generasi muda yang lebih menyukai camilan sehat dan praktis. Inovasi semacam ini memungkinkan makanan tradisional untuk tetap relevan dan diminati, sekaligus memperkenalkan cita rasa lokal kepada masyarakat internasional.

Perkembangan teknologi dan media sosial juga berperan penting dalam mempromosikan inovasi kuliner. Makanan yang disajikan dengan cara menarik dan dikemas dengan baik dapat menarik perhatian konsumen di era digital ini. Misalnya, pengemasan yoghurt klepon yang modern dapat meningkatkan daya tarik visualnya, sehingga lebih mudah dijangkau oleh pasar yang lebih luas. Hal ini menunjukkan bahwa inovasi tidak hanya berfokus pada rasa, tetapi juga pada aspek penyajian dan pemasaran.

Ide inovasi ini juga menjadi bahan proyek penugasan kuliah saya dalam perkuliahan semester satu di Universitas Airlangga. Dalam pembuatan yoghurt ini, bahan utama yang digunakan adalah yoghurt plain yang dipadukan dengan gula aren dan santan, menciptakan rasa yang khas dan menggugah selera. Gula aren memberikan rasa manis alami dan aroma kaya, sementara santan menambah kelembutan serta kriminess pada yoghurt, menciptakan sensasi menyenangkan saat dinikmati.

Dari proyek kelompok kami, inovasi yoghurt klepon ini mendapatkan respon positif dari orang-orang yang telah menerima tester produk kami. Hal ini menunjukkan bahwa ada minat terhadap perpaduan antara cita rasa tradisional dengan modernitas. Dengan terus melakukan inovasi seperti ini, kita tidak hanya melestarikan kuliner Indonesia tetapi juga membuatnya lebih relevan bagi generasi muda.

Keberadaan inovasi dalam makanan tradisional memiliki peranan yang sangat penting, terlihat dari kemampuannya untuk diperkenalkan di pasar internasional. Dengan pemanfaatan teknologi dan media sosial, makanan tradisional seperti klepon dapat dipromosikan lebih luas, menjangkau beragam audiens. Pengemasan yang menarik dan presentasi yang kreatif dapat meningkatkan daya tarik visual produk, sehingga lebih mudah diterima oleh konsumen masa kini. Hal ini mengindikasikan bahwa inovasi harus mencakup tidak hanya rasa tetapi juga cara penyajian dan strategi pemasaran.

Lebih jauh lagi, menjaga keberadaan makanan tradisional di tengah arus globalisasi juga berarti memperkuat identitas budaya bangsa. Makanan tradisional merupakan bagian integral dari warisan budaya yang perlu dilestarikan agar tidak terkikis oleh tren kuliner asing. Dengan menghadirkan inovasi seperti yoghurt klepon, kita tidak hanya mempertahankan cita rasa lokal, tetapi juga memberikan kesempatan bagi generasi muda untuk mengenal dan mencintai kuliner Indonesia.

Melalui berbagai upaya ini, diharapkan masyarakat semakin menyadari pentingnya melestarikan makanan tradisional sebagai elemen dari identitas budaya mereka. Inovasi dalam bidang kuliner tidak hanya sekadar tren, tetapi merupakan langkah strategis untuk memastikan bahwa kekayaan kuliner Indonesia tetap hidup dan berkembang meskipun di tengah tantangan globalisasi. Dengan cara ini, kita dapat menjaga tradisi sambil juga menciptakan peluang baru bagi industri kuliner Indonesia untuk bersaing secara global.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun