Malam itu, angin bertiup lembut membelai rerumputan di pinggir danau. Di tepiannya, seorang pemuda duduk bersandar pada batu besar, memandangi langit yang bermandikan cahaya bulan. Namanya adalah Ario, seorang seniman yang gemar mengabadikan keindahan alam melalui lukisan.
Kegelapan malam memberinya inspirasi yang tiada tara. Dia merasakan harmoni dalam setiap hembusan angin yang menari di udara. Dengan cepat, Ario mengambil palet cat dan kanvasnya. Dia membiarkan kuasnya menari di atas kanvas, mengikuti alur angin yang tak terlihat.
Saat lukisannya hampir selesai, dia merasa ada yang berbeda malam ini. Sebuah bayangan muncul di kegelapan, mengambang di atas permukaan air. Ario terpesona. Dia menatap dengan penuh kekaguman, lalu perlahan-lahan mulai menggambarnya di lukisannya.
Bayangan itu semakin jelas yaitu seorang gadis dengan rambut panjang yang berkibar-kibar oleh hembusan angin. Wajahnya penuh dengan pesona dan keanggunan. Ario bisa merasakan pesona yang tak terlukiskan dalam sosok itu.
Ketika Ario menyelesaikan lukisannya, bayangan itu menghilang seperti menyatu dengan malam. Dia merasa seakan-akan dia telah mengenal gadis itu sepanjang hidupnya, meskipun mereka belum pernah bertemu.
Hari berganti malam, dan Ario kembali ke tepi danau. Dia membawa lukisannya yang baru selesai, berharap dapat melihat bayangan gadis itu sekali lagi. Namun, malam itu hanyalah angin yang bertiup lembut dan cahaya bulan yang memancar dari langit.
Ario tahu bahwa setiap kali dia terbang bersama angin malam, dia akan selalu merasakan kehadiran gadis misterius itu, meskipun hanya dalam kenangan dan lukisan-lukisannya yang indah.
Namun demikian, Ario tetap mencoba untuk terus mendatangi tepi danau karena rasa penasarannya yang semakin besar terhadap gadis itu. Ario pun melakukan kegiatannya seperti biasa berharap bisa berjumpa dengan gadis misterius. Namun, gadis itu tak kunjung terlihat dan membuat Ario sedih dan ingin pulang kerumahnya.
Keesokan harinya ketika Ario sedang mencari inspirasi lagi di tepi danau, dia mendengar langkah kaki yang mendekatinya dari belakang. Dia berbalik dan melihat seorang gadis dengan rambut panjang yang berkibar-kibar oleh hembusan angin, sama seperti dalam lukisannya.
"Gadis misterius," seru Ario dengan gembira, "akhirnya kita bertemu."
"Gadis misterius?" kata gadis itu sambil tersenyum, "Namaku Luna, dan aku adalah angin malam yang telah menjadi temanmu."