Mohon tunggu...
Muhammad Fernando
Muhammad Fernando Mohon Tunggu... Mahasiswa - kadang manhwa kadang anime

International Relations'21

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Munculnya Tagar #StopAsianHate Akibat Rasisme terhadap Warga Asia

2 Maret 2023   23:29 Diperbarui: 3 Maret 2023   00:14 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kejahatan memang dapat terjadi dimana saja dan kapan saja, entah itu kejahatan verbal atau non-verbal. Semua itu tak luput juga dari kejahatan sosial yang kini marak terjadi. Seperti yang dapat kita ketahui tentu saja pada setiap negara pasti terdapat beragam etnis, suku, bangsa, ras, dll. Dalam setiap negara juga pasti terdapat kejahatan yang terjadi dan salah satu contohnya ialah kejahatan rasisme terhadap ras yang ada. 

Diluar negeri seperti Amerika Serikat, Inggris, dll tak mungkin tidak kita temui kejahatan rasisme yang dilakukan oleh masyarakat sana terhadap masyarakat keturunan Asia entah yang memang terlahir dan tinggal disana, ataupun warga imigrasi yang pindah untuk menetap disana dan bahkan turis turis Asia yang hanya berlibur disana. Tak hanya rasisme saja yang didapat oleh warga warga keturunan Asia diluar sana namun juga ada yang mendapatkan kejahatan non-verbal berupa kekerasan fisik yang dilakukan oleh para pembenci ras Asia.

Mengapa hal ini bisa terjadi? Hal ini dapat terjadi karena diawali dengan munculnya Covid-19 yang merupakan wabah pandemi terbesar yang terjadi beberapa tahun belakangan yang diakibatkan oleh virus bernama Corona Virus yang menyebabkan terjadinya infeksi saluran pernafasan atas. Sebenarnya rasisme terhadap warga keturunan Asia telah lama terjadi namun dikarenakan hadirnya wabah pandemi Covid-19, maka rasisme terhadap warga keturunan Asia semakin meningkat pesat.

 Fakta bahwa rasisme terhadap warga keturunan Asia meningkat di Amerika dikarenakan hadirnya wabah Covid-19 yang dilaporkan berasal dari Wuhan, China yang membuat mantan presiden Amerika Serikat pada tahun lalu yakni Donald Trump menyebutkan bahwa Covid-19 itu "Virus China & Virus Kung Flu". 

Insiden rasisme terhadap warga keturunan Asia ini semakin menambah dan meluas setiap harinya. Insiden ini pun mengakibatkan beragam kekerasan yang ada dari yang verbal seperti cacian, makian, serta ejekan, serta kekerasan non-verbal berupa kekerasan fisik seperti pemukulan, diludahi, dan bahkan yang paling parah penembakan. Pernah terjadi kekerasan non-verbal yang paling parah terhadap rasisme warga keturunan Asia yakni penembakan yang dilakukan di panti pijat yang berada di Atlanta, Amerika Serikat oleh Robert Aaron Long yang membuat 8 orang tewas dan 6 diantaranya merupakan wanita keturunan Asia. 

Namun ternyata meskipun rasisme ini terjadi ternyata faktanya korban-korban tak dapat melapor karena ternyata pihak berwenang yang bekerja disana juga tak dapat berbuat apa-apa jikalau melapor bahkan hanya akan semakin disulitkan dan malah menimbulkan masalah baru apalagi melaporkan tindakan rasisme yang tak memiliki bukti kuat dan sulit dibuktikan. Selain dikarenakan pihak berwenang, terdapat juga halangan seperti rasa takut, trauma, halangan budaya dan bahasa dan status imigrasi yang menyebabkan warga keturunan Asia yang terkena rasisme ragu untuk meminta pertolongan terhadap pihak yang berwenang.

Oleh karena itu diadakan tagar #StopAsianHate yang sempat trending di twitter dikarenakan pada beberapa waktu lalu sebuah majalah Topps yang merupakan salah satu majalah terkenal di Amerika mengilustrasikan BTS (Bangtan Boys) sebuah boyband yang berasal dari Korea Selatan menjadi objek sasaran permainan Whack-A-Mole (permainan ding-dong memukul tikus tanah) dan juga kampanya-kampanye di dunia nyata yang mengartikan anti kekerasan terhadap orang Asia serta sebagai bentuk perlawanan dan kepedulian warga Asia-Amerika terhadap rasisme dan kebencian yang diujarkan kepada warga keturunan Asia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun