Dewasa ini kita sering melihat anak-anak yang sudah memakai kacamata karena rabun jauh. Seringkali, telepon pintar (smartphone) dan gawai (gadget) lainnya dijadikan kambing hitam atas masalah ini. Namun, realitanya lebih kompleks. Selain paparan layar, ada berbagai faktor lain yang turut berkontribusi, seperti kebiasaan membaca, faktor genetik, dan pola hidup yang kurang aktif. Artikel ini akan membahas lebih dalam mengenai penyebab rabun jauh pada anak-anak dan pentingnya pemahaman yang lebih komprehensif tentang kesehatan mata di era digital ini. Berikut ini adalah penyebab rabun jauh pada anak-anak.
- Tingginya penggunaan gawai pada anak
Penggunaan gadget di kalangan anak usia sekolah saat ini telah meningkat secara signifikan. Perangkat seperti smartphone, tablet, dan komputer telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, baik untuk keperluan hiburan maupun pendidikan. Dalam penelitian Alfauzi, et.al dengan judul Hubungan Penggunaan Gadget dengan Ketajaman Visus Mata pada Anak Usia Sekolah di MTsN 2 Bandung menyatakan bahwa Lebih dari setengah responden (54,7%) menggunakan gadget lebih dari 4 jam. Selain itu, orang tua juga terkadang menggunakan gawai sebagai jalan pintas untuk menenangkan anak.
Tingginya durasi penggunaan gawai menyebabkan kemampuan akomodasi  mata, kemampuan mata untuk mencembungkan lensa agar bayangan jatuh tepat di retina mata, meningkat secara berlebihan. Jika lensa mata terus menerus mencembun dalam waktu yang lama, otot-otot mata akan mengalami kelelahan dan dapat mengakibatkan perubahan struktur bola mata menjadi lebih panjang. Jika struktur bola mata memanjang, hal itu bisa menakibatkan bayangan yang ditangkap mata tidak tepat jatuh di retina dan mengakibatkan rabun jauh.
- Kurangnya aktivitas di luar ruangan
Beberapa penelitian menyebutkan bahwa beraktivitas di luar ruangan mampu mencegah rabun jauh. Meskipun para peneliti belum mengidentifikasi secara tepat mengapa beraktivitas di luar ruangan mencegah atau menunda miopia, beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa waktu di luar ruangan dapat mencegah atau menurunkan risiko terkena rabun jauh.
Paparan sinar matahari saat beraktivitas di luar ruangan diyakini para peneliti mampu menurunkan risiko rabun jauh. Menurut penelitian yang diterbitkan dalam Progress in Retinal and Eye Research (2017), sinar matahari menyebabkan pelepasan dopamin yang memengaruhi retina dan dapat memperlambat pemanjangan mata.
Aktivitas di luar ruangan juga diyakini dapat membantu mata rileks. Saat beraktivitas di luar ruangan, mata akan sering melakukan penyesuaikan fokus dari benda-benda yang dekat ke benda-benda yang jauh. Sedangkan, saat anak bermain gawai, mata anak akan cenderung memfokuskan pada jarak dekat secara konstan dan dalam durasi yang panjang. Hal itu dapat meningkatkan risiko rabun jauh.
Beraktivitas di luar ruangan  juga bisa membantu tubuh untuk memproduksi vitamin D. Menurut penelitian yang diterbitkan oleh Investigative Ophthalmology & Visual Science (2014), orang yang rabun jauh memiliki kadar Vitamin D yang lebih rendah dibandingkan mereka yang memiliki penglihatan normal. Akan tetapi, penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk memberikan informasi lebih lanjut.
- Faktor genetik
Faktor genetik juga memainkan peran akan risiko terjadinya rabun jauh. Jika salah satu atau kedua orang tua menderita rabun jauh, risiko anak mereka untuk mengalami kondisi serupa akan meningkat. Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang lahir dari orang tua yang rabun jauh memiliki kemungkinan lebih besar untuk mewarisi kelainan rabun jauh ini. Faktor genetik berperan dalam menentukan struktur dan pertumbuhan bola mata.
Sebagai penutup, telepon pintar memang berkontribusi dalam peningkatan kasus rabun jauh pada anak, namun bukan satu-satunya faktor penyebab. Kurangnya waktu di luar ruangan, serta faktor genetik juga turut berperan. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk memperhatikan berbagai aspek kesehatan anak, termasuk membatasi penggunaan gadget, mendorong aktivitas fisik, dan memastikan asupan nutrisi untuk menjaga kesehatan mata. Dengan demikian, risiko rabun jauh pada anak dapat diminimalkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H