Meskipun beberapa pejabat Gedung Putih memprotes, tidak ada yang tahu apa yang benar "iya atau tidak". Inilah tepatnya bagaimana Amerika Serikat telah menyatakan kebijakan mereka tentang ambiguitas strategis terhadap Taiwan. Karena selama bertahun-tahun, hal ini membuat China sangat tidak nyaman.Â
Alasan Kunjungan Nancy Pelosi ke Taiwan
Sejak 2016 lalu, China telah dengan cepat meningkatkan militerisasi. Bahkan anggaran pertahanan mereka telah meningkat dari 135 milyar dollar menjadi 230 milyar dollar. Berbeda dengan di masa lalu, China yang hanya mengancam secara lisan. Anomali tersebut sudah berlangsung sejak tahun 2021. Pesawat China secara teratur memasuki Zona Identifikasi pertahanan udara Taiwan tanpa pemberitahuan. Latihan militer berlangsung dengan frekuensi yang lebih besar dari sebelumnya. Perlu diperhatikan, jika hal itu juga dapat diartikan mensimulasikan sebuah pendaratan di pulau itu.Â
Hal inilah sebagai alasan mengapa Amerika Serikat mengirim seorang pejabat tinggi ke Taiwan. Terlampir adalah pernyataan untuk membela demokrasi pulau itu. Sehingga menyebabkan pihak China sangat marah dan mengembangkan latihan skala yang belum pernah terjadi sebelumnya. Sejak 4 Agustus 2022 hingga hari ini, mereka memobilisasi pesawat pengebom, kapal perang, kapal induk dan berbagai senjata untuk pelatihan.Â
Ada enam lokasi dimana China melakukan peluncuran rudal. Beberapa roket terbang melewati langit Taiwan, bahkan ada yang mendarat di Zona Ekonomi Eksklusif Jepang. Pada akhirnya banyak kapal dan pesawat komersial harus mencari rute lain untuk bernavigasi, sehingga menyebabkan kekacauan di daerah tersebut.Â
Jadi untuk apa mereka berlatih? Mungkin bukan hanya untuk melampiaskan amarah. Hal ini dilakukan China untuk mencoba membuktikan kepada Amerika Serikat, bahwa China memiliki kapasitas untuk melancarkan serangan memblokade pulau Taiwan, serta mencegah intervensi militer dari luar. Menurut beberapa ahli, latihan skala besar tersebut diyakini telah dipersiapkan berbulan-bulan sebelumnya. Karena China berniat untuk menjadi provokatif pada tingkat tinggi, bahkan tampaknya mereka siap untuk mendorong konflik lebih jauh.
Beberapa pejabat Amerika Serikat menilai hubungan Washington dan Beijing memasuki era baru. Mungkin dalam waktu dekat presiden Amerika Serikat harus membuat keputusan yang tidak diinginkan oleh seorang pemimpinpun. Yaitu haruskah Taiwan dipertahankan atau tidak? Jika Amerika Serikat membela Taiwan, maka perang akan menjadi bencana besar dan tidak diketahui bagaimana menang atau kalah. Jika tidak membela Taiwan, maka Amerika Serikat akan sangat kehilangan kredibilitas.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI