Indonesia menjadi salah satu negara yang sangat bergantung pada penggunaan mata uang asing, terutama dollar Amerika Serikat dalam transaksi ekonomi. Namun, baru-baru ini terdengar kabar bahwa pemerintah Indonesia berencana untuk meninggalkan penggunaan dollar pada tahun 2024 dan beralih sepenuhnya pada mata uang nasional yaitu rupiah.
Keputusan ini tentu saja menuai beragam reaksi dan pertanyaan dari masyarakat. Mengapa Indonesia memutuskan untuk meninggalkan dollar? Apakah ini akan membawa dampak positif atau justru berdampak negatif bagi perekonomian Indonesia?
Alasan pertama yang menjadi latar belakang keputusan ini adalah adanya keinginan pemerintah untuk memperkuat mata uang nasional yaitu rupiah. Sebagai negara yang memiliki ekonomi yang besar dan stabil, Indonesia seharusnya memiliki mata uang yang sejajar dengan negara-negara maju lainnya. Pemerintah juga berharap dapat meningkatkan nilai tukar rupiah dan mengurangi ketergantungan pada mata uang asing.
Selain itu, keputusan ini juga diambil sebagai respons terhadap perkembangan ekonomi global yang semakin tidak stabil. Krisis ekonomi yang terjadi di berbagai negara akhir-akhir ini menunjukkan bahwa penggunaan mata uang asing yang terlalu dominan dapat membawa dampak negatif bagi perekonomian suatu negara. Dengan beralih sepenuhnya pada rupiah, diharapkan Indonesia dapat memiliki kontrol yang lebih baik terhadap stabilitas ekonomi dan menghindari kemungkinan terjadinya krisis yang dapat merugikan masyarakat.
Tentunya keputusan ini juga tidak lepas dari pertimbangan-pertimbangan politik dan strategis. Dimana Indonesia dapat menunjukkan kedaulatan ekonominya dan meningkatkan hubungan dengan negara-negara lain yang tidak menggunakan dollar sebagai mata uang utama. Selain itu, keputusan ini juga dapat mengurangi risiko dari segi keamanan keuangan mengingat adanya sanksi dan pembatasan yang diberlakukan oleh Amerika Serikat kepada negara-negara yang tidak mengikuti kebijakan mereka.
Namun, dengan meninggalkan dollar tentunya membuat kekhawatiran dari masyarakat mengenai dampak yang akan ditimbulkan. Salah satu hal yang paling sering dipertanyakan adalah mengenai stabilitas nilai tukar rupiah yang saat ini masih cukup fluktuatif. Meskipun saat ini pemerintah telah melakukan berbagai langkah untuk menjamin stabilitas nilai tukar rupiah seperti meningkatkan cadangan devisa dan memperkuat kerjasama dengan negara-negara lain.
Beralih sepenuhnya pada rupiah juga membawa dampak positif bagi sektor riil. Dengan penggunaan rupiah, maka transaksi perdagangan dalam negeri dapat meningkat dan berbagai potensi ekonomi dalam negeri dapat lebih dioptimalkan. Hal ini juga dapat mendorong perkembangan industri dalam negeri dan meningkatkan daya saing produk-produk Indonesia di pasar internasional.
Di sisi lain, keputusan ini juga menuntut kesiapan dan persiapan yang matang dari berbagai pihak terkait. Pemerintah perlu melakukan berbagai reformasi dan regulasi untuk mengatur penggunaan rupiah secara efektif dan efisien. Sedangkan bagi masyarakat dan pelaku bisnis, diperlukan penyesuaian dan adaptasi terhadap penggunaan rupiah dalam transaksi bisnis mereka.
Pada akhirnya, keputusan Indonesia untuk meninggalkan dollar di tahun 2024 adalah langkah yang strategis dan berani. Dengan berfokus pada penggunaan mata uang nasional, Indonesia dapat memperkuat kedaulatan ekonominya dan meningkatkan stabilitas ekonomi dalam negeri. Namun, tentunya langkah ini juga membutuhkan kerja sama dan dukungan dari semua pihak untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H