Mohon tunggu...
Muhammad Fauzan
Muhammad Fauzan Mohon Tunggu... Jurnalis - Dilahirkan untuk berjuang, bukan untuk dibunuh.

Jika politik adalah lautan, maka saya lebih baik menjadi ikan kecil di samudera yang luas. Ketimbang jadi ikan besar di aquarium yang kecil

Selanjutnya

Tutup

Politik

Mengapa Harus Ada Money Politics di Pemilu?

1 Mei 2019   18:22 Diperbarui: 1 Mei 2019   18:34 394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa waktu yang lalu kita telah ikut serta dalam proses demokrasi di negara kita  yaitu pemilu baik pemilihan capres dan cawapres hingga memilih  wakil di DPR menjelang pemilu politik kita penuh dengan warna warni mulai dari berita hoax, isu PKI yang menyerang pihak petahana, dipenuhi dengan banyaknya drama, hingga jual beli suara, mengapa semua ini harus terjadi?

Tahun 2019 merupakan tahun politik,  berada dalam dunia politik bukan tentang benar atau salah tapi tentang menang dan kalah. Dalam hal ini banyak hal yang perlu kader intelektual rubah, Misalnya dalam isu Money politik. 

Money politik sudah bukan hal yang tabu bagi para-para pelopor politik. Money politik bahkan sudah di jadikan sebagai jalan untuk memenangkan politik untuk partai-partai atau oknum-oknum yang curang.

Yah pada artikel ini saya akan membahas tentang money politics atau politik uang dengan istilah lain seperti vote-buying (pertukaran suara pemilih dengan uang/barang/jasa dari kandidat calon/broker suara dan tim sukses kandidat tertentu)  memperdagangkan  (hak) suara dengan uang/barang/jabatan /hingga jaminan akses terhadap layanan publik  dan masih banyak istilah lain.

Ada juga istilah yang  populer di masyarakat "ambil uangnya jangan pilih orangnya" 

Biasanya praktek money politics dilakukan sebelum pemilu , tetapi hasil dari pengamatan saya praktek money politics dilakukan oleh oknum partai politik atau timses caleg tertentu dengan memberikan syarat kepada pemilih syarat-syaratnya bervariasi ada yang memfoto kertas suara waktu di dalam bilik suara, ada juga yang waktu pencoblosannya harus pada bagian tertentu di kertas suara contohnya caleg B para pemilih yang sudah menerima suap baik uang atau lainnya harus menyoblos dibagian kepala atau bagian yang sudah ditentukan oleh sang caleg maupun timses caleg tertentu.

Mengapa harus ada jual-beli suara?

Jual beli suara bisa terjadi karena kemiskinan dan situasi jangka pendek tetapi bisa juga karena mental masyarakat yang sakit. Demi money politic, akademisi mengorbankan idealisme keilmuan; demi money politic, seniman mengorbankan idealismenya yang berpihak pada universalitas; demi money politic birokrat, aparat, dan pimpinan lembaga negara, mengingkari keadilan dan kenetralan.

Apapun alasannya money politics juga harus kita lawan karena hanya menguntungkan segelintir orang tetapi menjadi musibah bagi kehidupan demokrasi Indonesia dan memengaruhi diberbagai sektor kehidupan, baik pada sektor pendidikan, kesehatan dan sektor lainnya yang sangat berpengaruh bagi kemajuan bangsa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun