Mohon tunggu...
Muhammad Fathan
Muhammad Fathan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Prodi Jurnalistik

Saya seorang mahasiswa Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta jurusan jurnalistik yang hobinya berfoto-foto

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pentingnya Kesopanan dan Keramahan dalam Menyampaikan Pesan Dakwah

25 Juni 2024   23:27 Diperbarui: 25 Juni 2024   23:29 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Dosen dan Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta/dok. pri

Oleh: Syamsul Yakin dan Muhammad Fathan Sahl Dosen dan Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

Memang retorika dan dakwah harus membawa adab. Gunakan yang baik dan buang yang buruk. Dalam hal ini baik dan buruk saling berlaku, baik bagi komunikator (orator dan da'i) maupun komunikator (penonton dan mad'u).

Secara umum, adab dalam Islam adalah aturan tentang perilaku baik yang diambil dari al-Qur'an. Adab ini digunakan untuk menjalin dialog dan komunikasi antarmanusia. Intinya, dan secara hierarki, adab lebih unggul daripada ilmu.

Dalam komunikasi Islam (dakwah) kesopanan, keramahan, dan akhlak yang baik diutamakan. Oleh karena itu, komunikasi Islam tidak hanya berfokus pada hasil tetapi juga pada proses. Inilah perwujudan urgensi adab dalam retorika dakwah.

Dalam Islam, adab dan akhlak berbeda. Adab merupakan seperangkat aturan yang bersifat memaksa, sedangkan akhlak merupakan seruan yang keluar dari hati dan tidak bersifat memaksa. Singkatnya, akhlak adalah respons spontan. Dalam retorika dakwah, lebih tepat menganjurkan adab karena sifatnya yang mengikat.

Sedangkan reaksi akhlak atau respons spontan orator atau dai hanya terjadi dalam ceramah atau pidato. Hal ini terjadi karena diatur, direncakan, atau dibuat-buat oleh aturan agama atau budaya. Namun akhlak bisa dipelajari, diulangi, dan dibiasakan.

Secara aksiologis, bagi para orator dan dai, adab membantu membimbing mereka untuk menjadi manusia yang lebih baik dalam berpikir dan bertindak sesuai dengan waktu dan tempat tertentu. Inilah yang disebut sebagai ethos dalam ilmu retorika dan juga memengaruhi komunikasi.

Berdasarkan penjelasan di atas, adab retorika dapat dipahami sebagai berikut.  Pertama, aturan tentang kesopanan, keramahan, dan budi pekerti pada saat bertutur untuk mendorong manusia berbuat baik. Dalam hal ini, beberapa aturan di bawah ini khusus untuk orator atau dai.

Kedua, adab reforika dakwah adalah aturan-aturan tentang yang baik dan buruk, yaitu aturan-aturan mengikat yang harus dipatuhi oleh para dai ketika berdakwah atau orator berpidato. Adab retorika dakwah menekankan pada menjaga diri sendiri.

Ketiga, adab retorika dakwah tidak lebih dari cerminan kualitas dai dan orator yang tampil di semua media, termasuk panggung dan mimbar (media tradisional), radio dan televisi (media konvensional), dan media massa pada platform media sosial (new media).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun