Mohon tunggu...
Muhammad Farrel Putra Atmadja
Muhammad Farrel Putra Atmadja Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Muhammad Farrel Putra Atmadja atau bisa dipanggil Farrel adalah seorang Mahasiswa Film dan Televisi di Institut Seni Indonesia Surakarta dengan minat khusus pada Videografi. Aktif sebagai Freelance Videographer dan Editor selama 3 Tahun.

Selanjutnya

Tutup

Seni

Motif Kopi dalam Batik Gemawang: Filosofi dari Kearifan Lokal

2 Januari 2025   12:59 Diperbarui: 2 Januari 2025   13:19 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Batik Gemawang Motif Biji Kopi (Sumber: Foto Pribadi & Batik Gemawang)

Batik Gemawang lahir dari latar belakang sederhana namun penuh tekad. Dimulai oleh seorang mantan pegawai negeri sipil yang memutuskan untuk memanfaatkan pelatihan batik di desa setempat, usaha ini berawal dengan modal dua juta rupiah dan menggandeng tiga orang yang pernah belajar membatik. Meskipun awalnya keterampilan mereka masih terbatas, keinginan untuk berkembang membuat Bapak Abdul Kholiq Fauzi selaku pendiri Batik Gemawang magang di Yogyakarta dan Solo, belajar dari para pengrajin yang lebih berpengalaman. Inisiatif ini tidak hanya menciptakan lapangan kerja baru tetapi juga menyalakan kembali semangat melestarikan budaya batik di desa tersebut.

Motif yang dihasilkan oleh Batik Gemawang memiliki keunikan tersendiri. Motif kopi, misalnya, terinspirasi dari kehidupan masyarakat setempat yang erat kaitannya dengan perkebunan kopi. Motif bunga kopi menggambarkan harapan, seperti harapan petani kopi saat melihat bunga pada tanamannya yang menjanjikan panen berlimpah. Sementara itu, motif biji kopi melambangkan kemakmuran, mencerminkan kebahagiaan masyarakat desa ketika masa panen tiba. Filosofi ini mengakar pada kearifan lokal, memberikan dimensi mendalam pada setiap kain batik yang dihasilkan.

Pembuatan Batik Gemawang (Sumber: Foto Pribadi & Batik Gemawang)
Pembuatan Batik Gemawang (Sumber: Foto Pribadi & Batik Gemawang)

Batik Gemawang mendapatkan sambutan positif dari masyarakat setempat. Kehadiran motif kopi yang sangat dekat dengan kehidupan mereka membangkitkan kebanggaan tersendiri. Sebagai pelaku utama di sektor perkebunan kopi, masyarakat merasa bahwa apa yang mereka kerjakan selama ini akhirnya mendapatkan penghargaan yang lebih luas. Mereka mendukung penuh inisiatif ini, melihatnya sebagai langkah konkret untuk mempromosikan kekayaan lokal kepada khalayak yang lebih luas. Dukungan ini menjadi salah satu fondasi utama bagi Batik Gemawang untuk terus tumbuh.

"Jadi kalau reaksi masyarakat yang kita pernah diskusi, pernah ajak ngobrol, mereka justru mendukung dulu. Jadi kalau kopi itu mereka sudah dari kecil, dari turunan-turunan nenek moyangnya dulu. Mereka sudah paham dari nanam, panen, sampai bikin kopi bubuk begitu. Nah ini ada nuansa lain nih. Dan selain mendukung, mereka juga bangga bahwa ternyata apa yang mereka tekuni itu bisa menjadi ide bagi orang lain dalam hal ini kami selaku perajin batik." Ucap Pak Fauzi

Menurut Bapak Fauzi, pelestarian batik tidak hanya dapat dicapai melalui nilai budaya, tetapi juga dengan memastikan keberlanjutan ekonominya. Dengan menjadikan batik sebagai sumber mata pencaharian utama, usaha ini menunjukkan bahwa nilai ekonomi tinggi dapat menjadi pilar utama pelestarian budaya. Pendekatan ini telah membantu Batik Gemawang untuk bertahan, bahkan di tengah tantangan berat seperti pandemi COVID-19 yang memukul daya beli masyarakat.

Pengemesan Batik Gemawang (Sumber: Foto Pribadi & Batik Gemawang)
Pengemesan Batik Gemawang (Sumber: Foto Pribadi & Batik Gemawang)

Harapan dari Bapak Fauzi untuk ke depan adalah agar Batik Gemawang semakin dikenal di pasar yang lebih luas, baik nasional maupun internasional. Dengan meningkatnya daya beli masyarakat, diharapkan usaha ini dapat kembali mencapai omset seperti sebelum pandemi, sekaligus terus mengangkat nama desa melalui kekayaan budaya lokal yang terukir pada setiap motifnya.

Artikel ini ditulis oleh :

Muhammad Farrel Putra Atmadja

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun