Mohon tunggu...
Muhammad Farrel Arrasyid
Muhammad Farrel Arrasyid Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi mendengarkan lagu dan menonton film

Selanjutnya

Tutup

Politik

Koalisi partai politik,antara kepentingan dan stabilitas

15 Januari 2025   14:30 Diperbarui: 15 Januari 2025   14:23 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Koalisi partai politik merupakan fenomena yang hampir tak terelakkan dalam sistem multipartai, termasuk di Indonesia. Di satu sisi, koalisi adalah strategi yang wajar untuk mencapai stabilitas politik, terutama dalam sistem pemerintahan parlementer atau presidensial dengan banyak partai. Namun, di sisi lain, koalisi sering kali menimbulkan pertanyaan mengenai sejauh mana kepentingan rakyat benar-benar diwakili oleh partai-partai yang berkoalisi.

Koalisi idealnya dibentuk berdasarkan kesamaan visi, misi, dan ideologi. Namun, realitas politik menunjukkan bahwa kepentingan pragmatis sering menjadi alasan utama pembentukan koalisi. Pembagian kursi kabinet, dukungan finansial, atau tujuan elektoral kerap menjadi prioritas utama dibandingkan dengan memperjuangkan kepentingan masyarakat. Akibatnya, koalisi terkadang terlihat sebagai "perkawinan kepentingan" yang rentan retak ketika tidak ada lagi keuntungan yang dirasakan oleh pihak-pihak yang terlibat.

Selain itu, dalam beberapa kasus, koalisi dapat melemahkan fungsi check and balance dalam pemerintahan. Ketika mayoritas partai bergabung dalam satu koalisi besar, fungsi pengawasan terhadap eksekutif sering terabaikan. Hal ini berpotensi mengurangi kualitas demokrasi karena suara oposisi menjadi minoritas dan kurang mampu memberikan kritik yang konstruktif.

Namun demikian, koalisi juga memiliki sisi positif. Dengan berkoalisi, partai-partai kecil dapat memiliki peluang untuk ikut memengaruhi kebijakan nasional. Selain itu, koalisi yang solid dapat menciptakan stabilitas pemerintahan, menghindarkan negara dari gejolak politik yang merugikan.

Kesimpulannya, koalisi partai politik adalah pedang bermata dua. Jika dibangun atas dasar kepentingan rakyat, koalisi dapat menjadi alat yang efektif untuk mencapai kemajuan. Namun, jika hanya didasari oleh kepentingan sempit, koalisi berisiko mengorbankan esensi demokrasi itu sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun