Mohon tunggu...
MUHAMMAD FARRAS ADYATMA
MUHAMMAD FARRAS ADYATMA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Multimedia Nusantara Jurusan Communication Strategic Angkatan 2019

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pentingnya Menjaga Data Pribadi dalam Seminar Keamanan Digital

5 Mei 2023   20:48 Diperbarui: 5 Mei 2023   20:58 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Ilustrasi: ICT Group

Kebumen, 5 Mei 2023 - Bakti KOMINFO mengadakan Seminar dengan judul Seminar Merajut Nusantara: Keamanan Digital Jangan Asal Sebar Data Pribadi di Dunia Maya. Seminar tersebut dilaksanakan secara hybrid dimana peserta yang hadir secara luring di Hotel Trio Azana Style, Kebumen dan peserta yang hadir secara daring melalui Zoom Meeting yang difasilitasi oleh panitia. Terdapat tiga pembicara yang menjadi narasumber dalam webinar tersebut. Narasumber pertama adalah Bapak Taufiq R Abdullah yang merupakan anggota FPKB Komisi 1 DPR RI. 

Kemudian ada Dr. Geofaktra Razali yang merupakan seorang akademisi dan Director The Goodsproject Brand and Communication Organizer. Serta narasumber yang ketiga adalah Bapak Mustolih, S.Pd.I, M.Pd.I yang merupakan aktifis media sosial kebumen. Seminar tersebut dilakukan sebagai langkah persuasif dari Bakti Kominfo kepada masyarkat bagaimana pentingnya untuk menjaga data pribadi masing-masing di era digital ini dimana sampai saat ini, banyak masyarakat Indonesia yang belum sadar pentingnya menjaga data pribadi dan cenderung sangat mudah untuk menyebarkan data pribadinya.

Dalam webinar tersebut, ketiga narasumber menjelaskan bagaimana pentingnya menjaga data pribadi kita serta ancaman kejahatan dan dampak negatif yang dapat terjadi apabila data pribadi kita bocor atau berada di tangan orang yang salah. Potensi kriminalitas dari data pribadi seseorang tersebar antara lain adalah: penipuan, pembobolan akun service digital, Phising, bahkan sampai dapat dipakai oleh jaringan radikal dan teroris. Bapak Taufiq menambahkan bahwa hanya dengan membagi foto kita, misalnya saat sedang liburan bersama keluarga pun dapat menjadi ancaman kriminal yang dapat terjadi. 

Pak Mustolih meyakini pendapat tersebut dan mengatakan bahwa foto dapat menjadi alat kejahatan di masa sekarang ini. Pak taufiq juga mengatakan kampanye jaringan radikal paling sering dilakukan di media sosial, terutama saat ini sudah mau mulai tahun politik dimana berbagai fitnah dan berita hoax muncul di berbagai media sosial. Orang yang melakukan kejahatan tersebut biasanya akan menyamar menjadi orang lain dengan menggunakan foto yang bukan dirinya sendiri serta identitas lain untuk menutupi aksinya dalam menyebarkan berita hoax tersebut.

Bapak Geofakta juga memberikan contoh ancaman terhadap data pribadi, yaitu dari mengikuti sebuah trend di media sosial, seperti Instagram dimana salah satunya kita ditantang untuk sharing foto-foto dari data pribadi kita salah satunya KTP . Jika masyarakat yang tidak sadar tentang bahaya tersebut, maka kemungkinan besar data pribadi mereka dapat digunakan oleh orang yang tidak bertanggungjawab. 

Saat ini pemerintah sudah melakukan langkahnya untuk mencegah aksi kejahatan siber ini, salah satunya dengan membuat Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2022 tentang  Perlindungan Data Pribadi yang disahkan pada tanggal 20 September 2022. Seseorang yang melakukan tindak kejahatang dengan mengambil dan menggunakan data orang lain secara illegal dapat ditindak pidana berupa kurungan penjara selama 4-6 tahun dan denda yang jumlahnya bisa mencapai 6 milliar rupiah. Dari undang-undang ini juga kita sebagai masyarakat dapat menolak untuk memberikan data pribadi kita kepada orang lain. 

Dalam webinar tersebut, Pak Mustolih mengatakan bahwa dulu tingkat kesadaran masyarakat Indonesia tentang literasi digital sangat rendah, yaitu hanya 40 %. Saat ini tingkat kesadaran tersebut sudah naik sebesar 30 % menjadi 70%, namun angka tersebut masih rendah dibandingkan dengan negara dari ASEAN lain, seperti Singapura yang sudah mencapai angka 99%. 

Maka dari itu, kita sebagai generasi yang sudah tanggap dan sadar mengenai data dan dunia digital ini untuk membantu mensadarkan kepada orang-orang yang baru atau belum paham mengenai pentingnya data pribadi dan dunia digital ini agar masyarakat Indonesia lebih tersadar mengenai dua hal tersebut karena menurut ketiga narasumber tadi bahwa dimasa sekarang barang yang paling berharga adalah data bukan lagi minyak ataupun emas. Orang yang memiliki data yang banyak bisa menjadi orang yang paling berkuasa di dunia modern ini. 

#seminargeofakta

Muhammad Farras Adyatma

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun