Mohon tunggu...
Muhammad FaridHilmy
Muhammad FaridHilmy Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung

suka membaca

Selanjutnya

Tutup

Metaverse

Menerapkan Pancasila dalam Bersosial Media

19 April 2023   22:30 Diperbarui: 15 Desember 2024   03:07 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi, Sumber Interner

Pancasila sebagai dasar keutuhan negara Indonesia merupakan buah manis dari perjuangan para pahlawan kita. Bungkarno sebagai salah satu dari tiga perumus pancasila pernah berkata , "Berikan aku 10 pemuda maka akan kuguncangkan dunia". Yang memilki arti sangat dalam bahwa para pemuda atau generasi penerus bangsa adalah tongkat estafet dalam keharmonisan persatuan dan kesehjateraan bangsa Indonesia. Dalam perkembangan digitalisasi dan momen langka bonus demografi yang terjadi Indonesia sampai tahun 2035, tentunya harus memiliki dampak positif tersendiri bagi bangsa.

Era globalisasi memiliki dampak negative dan positif. Dampak negative nya. pancasila sendiri terkadang di lupakan oleh masyarakat Indonesia khusus nya generasi milenial karena terlalu nyaman dalam arus kebudayaan yang datang dari luar, hal ini tentu dapat menjadi ancaman Non-militer yang sangat serius yang dapat menyebabkan hilang nya budaya atau norma Indonesia yang telah lama ada, juga gairah untuk berkompetisi dapat menurun sehingga menurunkan kualitas SDM karena pola pikir "Ikut Trend" sehingga pemikiran otak cenderung jalan di tempat tanpa memikirkan hal baru.

Tetapi sosial media memiliki dampak positif. Sekarang masyarakat Indonesia mudah dalam memberikan pendapat terhadap kebijakan pemerintah yang dirasa kurang tepat untuk kemajuan negara tercinta Indonesia. Cara pendahulu kita yang berjuang dengan mengangkat senjata kini telah di gantikan dengan cara yang lebih modern, jika dahulu Indonesia melawan penjajahan untuk kemerdekaan, kini Indonesia berjuang melawan para pejabat negara yang suka bermain kotor di balik meja dengan istilah "Memviral kan", yang tentu harus didasari dengan bukti yang kuat. 

Contoh kasus baru adalah seorang pemuda bernama Bima Yudho Saputro di akun Tiktok nya dengan Username Awbimax Reborn, yang berasal dari Lampung. Dalam konten nya Bima mengkritik Bupati Lampung karena banyak nya fasilitas umum yang dirasa oleh nya tidak pernah berkembang, salah satunya adalah rusaknya jalan raya yang tentu sangat penting untuk mobilisasi masyarakat sehari-hari dalam berkegiatan. Bima telah berhasil menggunakan mediasosial nya sebagai contoh penerapan pancasila dalam berdemokrasi. Dalam sila yang ke-2 yang berbunyi "Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab", dan sila ke-3 yang berbunyi "Persatuan Indonesia"  memiliki arti bahwa kita harus berani membela kebeneran dan keadilan dan rela berkorban untuk kepentingan bersama.

 Oleh karena pancasila sebagai dasar negara harus selalu menjadi dasar kebijakan dalam menggunakan sosial media, agar norma budaya dan normal lainnya tetap terjaga dan tetap di lestarikan oleh para penerus generasi, jangan karena hanya "Ikut trend" kita lalai dalam menjaga nilai pancasila dalam kehidupan keseharian.

Referensi:

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Metaverse Selengkapnya
Lihat Metaverse Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun