Nama Sabuk Kuiper diambil dari nama ilmuwan bernama Gerard Kuiper. Pada tahun 1951 ia mempunyai gagasan bahwa sabuk benda es mungkin ada di luar Neptunus ketika tata surya terbentuk. Ia mencoba menjelaskan dari mana datangnya komet dengan orbit kecil. Belum ada yang melihat apa pun di luar sana karena sulit untuk melihat komet kecil melewati Neptunus bahkan dengan teleskop terbaik sekalipun. Namun meski tanpa bisa melihatnya dengan mata kepala sendiri, Kuiper membuat prediksi. Dan ternyata itu benar.
Sabuk Kuiper adalah bagian terluar dari tata surya. Lebar Sabuk Kuiper diperkirakan mencapai 1.000 astronomical units (AU). Lokasinya berada di luar orbit planet Neptunus. Jaraknya sekitar 30 AU sampai 55 AU dari Matahari. Pada Sabuk Kuiper terdapat jutaan bongkahan es dengan berbagai ukuran yang terbentuk dari bekuan air dan berbagai gas, seperti metana, amonia, dan nitrogen. Pada area ini terdapat es yang memiliki diameter lebih dari 100 km dengan jumlah mencapai ribuan es. Sabuk Kuiper juga merupakan lokasi empat planet kerdil, yaitu Pluto, Haumea, Eris, dan Makemake. Selain itu, juga terdapat objek besar yang dinamakan Trans- Neptunian Objects (TNOs) atau Kuiper Belt Objects (KBOs). Hal yang unik adalah banyak KBOs yang memiliki bulan atau objek biner yang mengorbit di sekitar KBOs. Bahkan astronom menemukan beberapa di antara objek biner tersebut menyentuh KBOs sehingga KBOs berbentuk seperti kacang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H