Mohon tunggu...
Muhammad Farich
Muhammad Farich Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa aktif di Universitas Airlangga

Ilmu, fesyen, teknologi, dan alam.

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Dampak Hujan terhadap Aktivitas Warga Surabaya

1 Januari 2025   09:00 Diperbarui: 1 Januari 2025   10:09 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hujan deras yang mengguyur Kota Surabaya (sumber: dokumen pribadi)

 

Hujan terus-menerus mengguyur wilayah Surabaya dan sekitarnya, hal ini membawa dampak signifikan pada berbagai aspek kehidupan masyarakat. Berikut adalah beberapa dampak yang kerap dialami warga ketika musim hujan tiba:

1. Dampak pada Transportasi Genangan air yang kerap terjadi di berbagai titik di Surabaya memperparah kemacetan di jalan-jalan utama seperti Jalan Ahmad Yani, Mayjen Sungkono, dan daerah lainnya yang padat kendaraan. Banyak kendaraan roda dua mengalami mogok akibat terjebak di genangan air yang cukup tinggi, sehingga memperlambat arus lalu lintas. Transportasi umum seperti angkot dan bus juga terdampak, dengan penumpang sering kali terlambat karena kendaraan harus mencari rute alternatif untuk menghindari banjir. Hal ini juga berdampak pada layanan ojek online yang sering kali sulit ditemukan dan dikenai tarif tambahan dikarenakan kondisi jalan yang banjir.

2. Dampak pada Kehidupan Sehari-Hari Hujan deras memengaruhi kehidupan sehari-hari warga secara signifikan. Para pedagang kaki lima sering kali kehilangan pendapatan karena pelanggan enggan keluar rumah. Pekerja lain seperti pekerja harian, juga menghadapi kesulitan karena pekerjaan mereka bergantung pada kondisi cuaca. Bagi siswa dan mahasiswa, hujan lebat dapat menyebabkan keterlambatan datang ke sekolah atau kampus, terutama jika mereka harus menempuh perjalanan jauh. Beberapa kasus yang parah menyebabkan kegiatan belajar mengajar bahkan dibatalkan karena akses menuju sekolah terputus akibat banjir. Selain itu, aktivitas rumah tangga juga terganggu. Banyak warga yang harus membersihkan rumah mereka dari air yang masuk akibat buruknya sistem drainase lingkungan, dan pakaian yang susah kering karena kurangnya sinar matahari menjadi masalah tambahan.

3. Dampak pada Kesehatan Dampak kesehatan juga cukup signifikan. Penyakit seperti demam berdarah dengue (DBD), leptospirosis (menular melalui urin hewan yang terinfeksi bakteri Leptospira interrogans seperti tikus, sapi, dan hewan lainnya yang tercampur dengan air hujan, dan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) cenderung meningkat selama musim hujan. Genangan air sering kali menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk Aedes aegypti, sementara air kotor yang bercampur limbah dapat membawa bakteri Leptospira. Kelembapan udara yang tinggi selama musim hujan meningkatkan risiko infeksi saluran pernapasan, terutama pada kelompok rentan seperti anak-anak dan lansia. Warga yang terpaksa melewati genangan air tanpa menggunakan Sepatu boat atau alat pelindung diri yang lain berisiko terkena penyakit kulit atau infeksi jamur.

4. Dampak pada Perekonomian Sektor perekonomian juga tidak luput dari dampak hujan. Banjir yang terjadi di pasar-pasar tradisional membuat aktivitas jual beli terganggu. Pedagang kesulitan menjaga barang dagangan mereka tetap kering, sementara pembeli enggan berbelanja dalam kondisi cuaca buruk. Akibatnya, omset pedagang menurun drastis. Di sektor pertanian dan perikanan, hujan terus-menerus dapat menyebabkan kerugian besar. Lahan pertanian yang tergenang air mengurangi produktivitas tanaman, sementara tambak ikan di daerah pesisir sering kali rusak akibat meluapnya air. Pelaku usaha kecil dan menengah (UMKM) juga menghadapi tantangan besar, terutama mereka yang bergantung pada penjualan langsung yang hasilnya digunakan untuk kebutuhan hidup sehari-hari.

5. Langkah-Langkah Mitigasi Untuk mengurangi dampak hujan terhadap aktivitas warga, berbagai langkah mitigasi dapat dilakukan. Pemerintah kota perlu mempercepat pembangunan dan perbaikan sistem drainase di wilayah-wilayah rawan banjir, hal ini sangat membantu walaupun pelaksanaannya cukup sulit direalisasikan. Masyarakat juga berperan aktif untuk meningkatkan kesadaraan mengingat hujan sering turun dalam jumlah debit air yang tidak sedikit, seperti tidak membuang sampah sembarangan yang dapat menyumbat saluran air. Masyarakat juga bisa memanfaatkan cuaca di dalam gawai mereka untuk memperkirakan hujan turun sehingga sigap dengan apapun kondisi yang terjadi, dan generasi-generasi muda bisa membentuk tim relawan tanggap bencana untuk membantu warga yang terdampak. Selain itu, pihak pemerintah juga harus meningkatkana fasilitas kesehatan dan obat-obatan, terutama di wilayah yang rawan terkena penyakit musim hujan.

Hujan yang terjadi di Surabaya dan sekitarnya memberikan dampak besar pada kehidupan warga. Meski berbagai aspek kehidupan masyarakat terganggu oleh intensitas hujan yang tinggi, dampak ini dapat diminimalkan melalui kerja sama antara pemerintah dan masyarakat. Dengan perencanaan dan pertimbangan yang matang, tantangan musim hujan dapat dihadapi dengan lebih baik, sehingga kehidupan warga tidak terganggu dan produktif meskipun cuaca tidak menentu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun