sial, pagi sekali dia harus berdamai dengan polisi
perkara memburu waktu menuju kantor
demi mengejar sidik jari
agar gaji bulan ini tak terpangkas lagi.
di pucuk pagi jalanan mulai sepi
hanya ada seorang lusuh bermuka bantal
sambil mengenakan parfum bau gigi dan seragam rapi
yang mengidam-idamkan ada materi di depan  rumah berpagar besi.
tak sejengkal pun dia melangkah
tak semeter pun dia melarikan diri
perkara sanksi yang amat menakuti
dia hendak memberi
tapi sayang saku celana hampa belaka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!