Mohon tunggu...
Muhammad Farhan
Muhammad Farhan Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar Sekolah

Saya seorang pelajar yang meyukai filosofi, bahasa dan sastra

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengaruh Status Ekonomi dan Pola Asuh terhadap Kenakalan Siswa SD

29 Oktober 2023   20:22 Diperbarui: 29 Oktober 2023   20:26 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pada era kemajuan informasi dan teknologi, pendidikan memegang peranan penting utamanya dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, sebab kalau tujuan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa itu sudah tercapai, maka sangat dimungkinkan pembangunan bangsa akan lancar. Karena pendidikan merupakan bagian terpenting dari proses Pembangunan Nasional. Dengan pendidikan masyarakat Indonesia akan dapat mencapai perbaikan-perbaikan disegala bidang pendidikan dan dalam segala kehidupan.

Menurut Slameto (2003:54) "faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor intern dan ekstern". Faktor intern misalnya: minat, bakat, motivasi, kondisi fisik dan tingkat intelegensi, sedang faktor ekstern terdiri dari fasilitas belajar, kondisi lingkungan, kurikulum, status ekonomi keluarga dan pengajaran. Untuk mencapai hasil belajar yang tinggi maka faktor-faktor tersebut harus saling mendukung sehingga tercipta kondisi pembelajaran yang optimal. 

Oleh sebab itu, disini orang tua mempunyai dua peran utama yaitu peran memelihara (mengasuh) dan mendidik anaknya. Dalam mendidik anak, orang tua dapat membekalinya dengan pendidikan  formal maupun informal, misalnya dengan memberikan pengasuhan, kasih sayang, pengawasan dan bimbingan. Disini akan membahas: status ekonomi, pola asuh dan kenakalan yang terjadi di siswa SD. Istilah pola asuh dapat diartikan secara umum yaitu sebagai suatu sikap orang tua dalam mendidik dan membesarkan anaknya. Sikap mendidik itulah yang mengarah pada kebiasaan  mendidik atau mengasuh anak. Dalam hal ini terdapat faktor-faktor yang menentukan ekonomi, pertama yaitu pekerjaan. Pekerjaan adalah suatu kegiatan yang menghasilkan barang dan jasa untuk diri sendiri atau orang lain, baik orang tersebut melakukannya untuk mendapatkan bayaran atau tidak. Kedua terdapat pendidikan, merupakan suatu alat yang memotivasi dan mendorong masyarakat untuk berpikir rasional dan logis, yang dapat meningkatkan kesadaran tentang penggunaan waktu seefektif mungkin dengan menyerap berbagai pengalaman, pengalaman mengenai masalah-masalah profesional, dan keterampilan  menjadi tajam. Dan terakhir,  pendapatan merupakan hasil yang diperoleh dari usaha atau usaha yang telah dilakukan. Pendapat akan mempengaruhi gaya hidup seseorang individu atau keluarga dengan status ekonomi atau pendapatan tinggi akan menjalani gaya hidup mewah. Misalnya, mereka lebih banyak menjadi konsumen karena  mampu  membeli segala kebutuhannya dibandingkan dengan keluarga dari kelas ekonomi bawah.

Kemudian, Diana Baumrind mengatakan bahwa orang tua tidak harus menghukum anak, melainkan harus mengembangkan aturan dan memberi kasih sayang kepada anak. Ia menekankan empat gaya pengasuhan yang berkaitan dengan aspek yang berbeda dari perilaku sosial anak yaitu otoriter, otoritatif, penelantar, dan memanjakan:

  1. Pengasuhan otoriter adalah pola asuh yang terbatas, dengan memberikan gaya hukuman dimana orang tua mendesak anak untuk mengikuti tindakan dengan ancaman.

  2. Pengasuhan otoritatif/authoritative adalah orang tua yang mendorong anak untuk mandiri tetapi masih bisa menempatkan batasan dan kontrol pada tindakan anak.

  3. Tipe penelantar/lalai bahwa orang tua sangat tidak terlibat dalam kehidupan anak, dimana orang tua kurang mengontrol diri.

  4. Tipe pemanja adalah orang tua yang sangat terlibat dengan anaknya tetapi hanya memberikan sedikit tuntutan atau kontrol pada anak.

Selanjutnya, kenakalan sekolah meliputi tindakan dan perilaku yang melanggar norma dan menimbulkan masalah di lingkungan  siswa, baik di luar  maupun di  lingkungan sekolah. Lingkungan yang baik akan memotivasi siswa untuk berperilaku baik, namun lingkungan yang buruk dapat menjadi penyebab perilaku terlarang siswa. Faktor yang dapat menjadi pemicu perilaku kenakalan siswa adalah faktor yang berasal dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat siswa. 

Bentuk-bentuk kenakalan siswa di SD terdiri dari kenakalan ringan sampai kenakalan berat seperti bertindak tidak sopan, memukul, berkelahi, memalak, mencuri, merokok, dan lain sebagainya. Cara dan Kiat Mengatasi Kenakalan Siswa di Sekolah:

  1. Kondisikan Sejak Awal

  2. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
    Lihat Pendidikan Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun