Mohon tunggu...
Muhammad Farhan
Muhammad Farhan Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa

Menulis Artikel

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Post Traumatic Disorder Dampak Bencana Alam Erupsi Gunung Merapi

4 Juli 2024   22:25 Diperbarui: 4 Juli 2024   23:30 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Post Traumatic Disorder Dampak Bencana Alam Erupsi Gunung Merapi

Disusun oleh :

MUHAMMAD FARHAN 

JEFRI RAFAEL SIKUMBANG 

Dosen : Wahyu Aulizalsini Alurmei, M.Psi., Psikolog

Universitas Bhayangkara Jakarta Raya

LATAR BELAKANG

PTSD (Post Traumatic Strees Disorder) merupakan gangguan kecemasan yang dapat terbentuk dari sebuah peristiwa atau pengalaman yang menakutkan atau mengerikan, sulit dan tidak menyenangkan dimana terdapat penganiayaan fisik atau perasaan terancam. (Amin, 2017) 

Bencana alam merupakan bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan dan tanah longsor. Dengan kata lain, bencana alam adalah suatu peristiwa yang menyebabkan kerugian baik dari segi materi, fisik, psikis, ekonomi dan lingkungan yang disebabkan oleh alam sehingga membutuhkan bantuan atau pertolongan dari masyarakat di luar daerah bencana. Peristiwa bencana alam merupakan kejadian yang sulit untuk dihindari dan sulit untuk diperkirakan secara tepat kapan akan terjadi. (Cahya et al., 2022)

Dampak Bencana letusan gunung berapi tidak hanya mempengaruhi kesehatan seseorang secara fisik tetapi juga dapat menyerang kesehatan mental seseorang yang terkena dampak dari peristiwa tersebut. Korban sering mengalami kesedihan yang mendalam, perasaan takut dan depresi. Korban juga sering kehilangan makna akan kehidupan, kehilangan pandangan akan masa depan, perasaan ketidakamanan dan sering merasa tidak nyaman. (Cahya et al., 2022)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun