Mohon tunggu...
Muhammad Farhan
Muhammad Farhan Mohon Tunggu... Penulis - mahasiswa

Suka menulis artikel dakwah, dan hal-hal yang berkaitan dengan sosial

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mungkinkah Artificial Intelligence Memiliki Kesadaran seperti Manusia?

23 Juni 2024   19:40 Diperbarui: 23 Juni 2024   20:14 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Perkembangan teknologi Artificial Intelligence (AI) saat ini menjadi pro, dan kontra bagi beberapa kalangan ilmuwan yang mengembangkannya. Ada kalangan ilmuwan yang memandang kemajuan AI dapat menciptakan peradaban yang baik. Serta dapat memudahkan pekerjaan manusia di segala bidang sektor kehidupan di masa depan. Namun ada pula justru memandang AI akan sangat berbahaya bagi kehidupan manusia. Seperti pendapat Elon Musk pada tahun 2018 lalu. Dia pernah mengklaim teknologi AI akan menimbulkan ancaman yang jauh lebih besar dibandingkan senjata nuklir. Ketakutan akan ancaman AI tidak hanya dari Elon Musk, bahkan Godfather AI yaitu Geoffrey Hinton sampai mundur dari Google karena dirinya memandang akan bahayanya AI di masa depan. 

Ketakutan ilmuwan terhadap kemajuan AI salah satunya disebabkan oleh pandangan, bahwa AI di masa depan nanti dapat memiliki kesadaran seperti manusia. Kesadaran seperti berpikir sendiri, dan juga kehendak bebas. Isu yang menjadi perdebatan AI punya kesadaran pernah terjadi pada Google. Saat itu seorang insinyur Google, Blake Lemoine, yang bekerja di divisi Responsible AI mengklaim bahwa salah satu proyek AI yang dia bangun berhasil hidup. Meskipun pada akhirnya Google membantah klaim tersebut. 

Pandangan AI punya kesadaran ternyata juga pernah terjadi di masa lalu. Saat awal mula ditemukannya mesin komputer yang sekarang menjadi cikal bakal AI. Dalam Jurnal Computing Machinery and Intelligence yang ditulis oleh Alan Turing. Alan Turing menyampaikan sebuah pertanyaan, apakah mesin dapat berpikir? Pertanyaan ini tentu bukan hanya sekedar pertanyaan saja, namun juga mengandung sebuah makna filosofis. Sebab berpikir itu dekat kaitannya dengan kesadaran. 

Dari pandangan inilah akhirnya memunculkan sebuah pertanyaan. Apakah mungkin AI memiliki kesadaran seperti manusia? Jika tidak mungkin, lantas apa yang menyebabkan munculnya pandangan tersebut? Untuk menjawab pertanyaan ini, maka perlu memahami konsep kesadaran dari 2 pandangan yaitu pandangan Positivisme, dan Dualisme. 

Konsep Kesadaran Positivisme. 

Positivisme adalah aliran filsafat yang berfokus pada pengalaman inderawi dan pengetahuan ilmiah. Positivisme menolak gagasan tentang realitas non-fisik atau supernatural seperti jiwa, dan Tuhan. Aliran ini berpendapat bahwa hanya pengetahuan yang dapat diperoleh melalui pengamatan dan eksperimen yang valid yang dapat dianggap benar. Pengetahuan yang berwujud, dan dapat dilihat menggunakan panca indera. 

Dalam konteks memahami kesadaran, aliran positivisme umumnya menganut pandangan materialisme. Ini berarti bahwa kesadaran dianggap sebagai produk dari otak dan sistem saraf fisik, dan tidak ada substansi non-fisik yang terpisah seperti jiwa atau pikiran. Menurut Thomas Hobbes, segala fenomena termasuk kesadaran dapat dijelaskan melalui prinsip-prinsip fisik. Sehingga aliran positivisme memandang kesadaran, pikiran, dan pengalaman subjektif dapat dijelaskan sebagai hasil dari proses fisik yang kompleks dalam otak atau sistem saraf. Makanya aliran ini percaya bahwa dengan mereka menciptakan kecerdasan buatan yang sama persis dengan otak manusia. Mereka yakin kedepan AI dapat seperti manusia. Punya kehendak bebas, dan mampu berpikir seperti manusia. 

Pandangan positivisme inilah akhirnya memunculkan perasaan kekhawatiran ilmuwan tentang kesadaran AI yang kelak dapat mengancam kehidupan manusia. Apalagi kebanyakkan ilmuwan barat mengkaji kesadaran cenderung lewat pendekatan aliran positivisme. Aliran ini sangat kuat dalam menolak keberadaan imateri seperti jiwa manusia, dan Tuhan. 

Konsep Kesadaran Dualisme

Dualisme adalah pandangan filosofis yang menyatakan bahwa terdapat dua realitas fundamental yang berbeda yaitu materi dan non materi. Dalam konteks kesadaran, dualisme berpendapat bahwa kesadaran adalah substansi non-materi yang terpisah dari otak dan tubuh fisik. Sehingga aliran dualisme memandang bahwa kesadaran adalah bagian dari jiwa manusia yang itu non materi. Jiwa tidak dapat diciptakan oleh manusia. Hanya Tuhan yang dapat menciptakan jiwa manusia. Atas dasar inilah aliran dualisme memandang mustahil AI punya kesadaran seperti manusia. Apalagi hingga saat ini belum ada ilmuwan yang mampu meneliti tentang konsep jiwa yang itu non materi. 

Artificial Intelligence adalah Mesin

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun