Tahukah teman-teman jika saat ini penggunaan PLTS telah menjadi trend di dunia?, atau tahukah teman-teman jika saat ini Indonesia memiliki system PLTS terbsesar di Asia Tenggara yang memanfaatkan teknologi dua muka dari modul PV?. Jika tidak mari kita bahas Bersama-sama.
Pada tahun 2022 ini, dunia sedang gencar-gencarnya membangun penghasil energi bersih untuk mencukupi kebutuhan akan energi mereka masing-masing, contohnya di Indonesia. Negara Indonesia saat ini sedang aktif dalam menggiat rancangan alat penghasil energi bersih. Hal ini dilakukan pasti memiliki tujuan yang jelas. Menurut teman-teman apa sih sebenarnya tujuan dari negara tercinta kita ini?.
Tujuan dari pembangunan alat penghasil energi bersih atau bisa disebut dengan pembangkit tenaga listrik ramah lingkungan ini adalah untuk menyukseskan RUPTL atau Rencana Penyediaan Tenaga Listrik dan mewujudkan impian Indonesia yang ditumpahkan dalam KEN (Kebijakan Energi Nasional) dan RUEN (Rencana Umum Energi Nasional). Lalu kenapa Indonesia sangat ingin menyukseskan serta mewujudkan impian tersebut? Sedangkan kita tahu bahwa jika ingin melakukan pengadaan suatu alat pastinya akan mengeluarkan budget yang tidak kecil?. Menurut teman-teman bagaimana?.
Jika melihat momentum Indonesia beberapa bulan yang lalu, pasti teman-teman ingat bahwa Indonesia telah terpilih menjadi presidensi G20 yang dimulai dari 31 oktober 2021 hingga November 2022 nanti. jika berkaca saja dalam momentum ini pasti teman-teman akan sadar bahwa Indonesia benar-benar memanfaatkan kesempatan emas ini, selain akan membangun Branding yang baik di ranah internasional, adanya kesempatan ini juga akan selaras dengan menyukseskan program kerja nasional terutama dalam bidang energi global.
Lalu bagaimana mengenai pengeluaran dari proses pengadaan pembangkit listrik ini? Tentu saja akan baik-baik saja, hal ini dikarenakan pembangkit listrik EBT telah menjadi trend yang bagus di ranah internasional terutama pembangkit listrik tenaga surya atau PLTS. Dalam pasar global, produksi PV sebagai komponen terpenting pada PLTS memiliki jumlah yang sangat tinggi, sehingga diperkirakan dapat memenuhi kebutuhan di setiap negara. Hal ini dapat dibuktikan pada grafik berikut:.
Dari grafik tersebut dapat kita lihat bahwa negara terbanyak dalam memproduksi PV adalah China dan Taiwan, sehingga kesimpulan yang dapat diambil adalah selama China dan Taiwan masih terus memproduksi PV maka harganya akan semakin turun. Hal ini selaras dengan hukum permintaan dan penawaran dimana yang menyatakan bahwa jungkat-jungkit akan menemukan keseimbangan  dari waktu ke waktu. Ketika ada perubahan permintaan atau penawaran ini akan mengubah harga, perubahan harga mempengaruhi permintaan dan penawaran, menciptakan keseimbangan dari waktu ke waktu.
Jadi gimana apa sudah paham mengenai hukum permintaan dan penawaran? Jika belom saya coba beri contohnya. Jadi ketika semakin banyak produsen menawarkan barang, pasokannya meningkat, menyebabkan harganya jatuh. Dalam skenario sebaliknya, harga turun karena permintaan untuk suatu produk menurun, menyebabkan lebih sedikit perusahaan untuk menghasilkan barang itu. Ketika produksi turun, pasokan menurun, dan harga naik Kembali.
Berbicara lagi mengenai PLTS, Indonesia saat ini memiliki PLTS terbesar di Asia Tenggara, apa teman-teman tahu dimana?. Ya benar, PLTS ini berada di waduk cirata yang menggunakan sistem terapung. Sistem PLTS terapung ini memanfaatkan perairan sebagai tempat menghasilkan energi dari PLTS. Berdasarkan siaran pers KESDM, instansi tersebut menyatakan bahwa diproyeksikan PLTS terapung ini akan menghasilkan listrik sebesar 250 GWh/Tahun.
Lalu bagaimana PLTS tersebut dapat menghasilkan jumlah listrik yang begitu banyak?. Tentu saja hal ini didukung dengan penggunaan komponen yang sangat canggih dan terbarukan. Salah satu dari kecanggihan tersebut berasal dari modul PVnya, karena beberapa PV yang digunakan bertipe bifacial modul, atau PV yang menggunakan dua lapisan kaca yang berada di bagian atas dan bawah, normalnya PV hanya memiliki satu lapisan kaca yang berada diatas modul. Sudah seperti bermuka dua bukan?
Seperti yang kita ketahui sendiri bahwa proses konversi energi PV adalah dari sinar matahari yang mengenai lapisan kaca modul PV tersebut. Dalam kasus bifacial modul, lapisan yang berada dibagian bawahnya akan mendapatkan sinar matahari dari pantulan air yang berada dibawah rancangan PLTS terapung tersebut. Sehingga dengan adanya 2 lapisan kaca yang dapat menghasilkan energi pasti akan lebih memaksimalkan peran dari PLTS terapung sehingga dapat menghasilkan energi dua kali lipat dari PV normalnya.