Karakter adalah sesuatu yang bisa membedakan kita dengan orang lain mulai dari sifat-sifat kejiwaan, akhlak, budi pekerti dan lain sebagainya. Dengan karakter seseorang akan sangat mudah dikenali oleh orang lain. Karakter dapat dibentuk dari mana saja mulai dari lingkungan terdekat maupun lingkungan terjauh. Sama halnya dengan diriku yang dibentuk oleh kisahku. Hal ini dimulai dari dunia pesantren.
Organisasi adalah sebuah wadah untuk sekumpulan orang yang saling bekerja sama secara rasional serta sistematis yang terpimpin atau terkendali umtuk mencapai tujuan tertentu dan memanfaatkan sumber daya yang ada didalamnya. Dalam pandangan orang lain organisasi dipandang sebagai suatu kumpulan yang besar dan memiliki seseorang yang memimpin. Namun, tidak dengan pandanganku.Â
Organisasi menurut pandanganku adalah segala sesuatu yang didalamnya terdapat kerja sama dan mempunyai visi dan misi yang ingin dicapai bersama. Hal ini yang saya rasakan saat berada di dunia pesantren. Saat di dalam pesantren, kami merasakan hal yang sama, mulai dari kepedulian, kepentingan, dan lain sebagainya.
Pesantren dalam pandanganku adalah sebuah organisasi. Hal ini berlandaskan dari adanya struktur tersendiri dalam pesantren, mulai dari ketua, sekretaris, dan lain sebagainya.Â
Membangun negeri bisa kita mulai dari dunia pesantren. Kita membutuhkan anak muda yang berlandaskan jiwa Qur'ani untuk membangun negeri ini dengan baik. Negeri ini membutuhkan penerus -- penerus yang tidak hanya saja mempunyai ilmu yang tinggi, namun adab juga sangat dibutuhkan. Pesantren adalah salah satu organisasi dimana mengajarkan adab, bukan hanya ilmu saja.Â
Kami belajar banyak tentang cara menghargai dan menghormati. Di samping itu juga kami belajar untuk selalu memposisikan diri sebelum melakukan sesuatu. Hal-hal yang dianggap kecil inilah yang sangat dibutuhkan oleh negeri ini. Karena pada realitanya negeri ini tidak kekurangan orang pintar, namun kekurangan orang jujur dan semuanya disebabkan karena kurangnya adab yang di tanamkan sejak dini.
Pesantren adalah rumah keduaku. Di sanalah aku dibimbing menjadi manusia yang lebih baik. Ditanamkan sejak dini nilai-nilai agamis. Tak memandang dari mana kastaku, semua di anggap sama dalam menempuh pendidikan di pesantren. Berkonstribusi dalam membangun negeri tidak harus kita membawa tombak untuk melawan musuh, tidak lagi menggenggam senapan untuk menghadapi lawan, namun musuh negeri saat ini adalah bangsanya sendiri. Hal ini sudah diprediksi oleh tokoh Proklamator kita sejak lama.Â
Beliau mengatakan perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, namun penjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri. Dan pada akhirnya negara api ini menindas rakyatnya sendiri. Banyak sekali ketidakadilan di dalam negeri ini. Bau -- bau kekuasaan selalu menyengserakan rakyatnya. Oknum -- oknum yang di anggapnya sebagai pelindung rakyat, malah menjadi senjata tersendiri bagi rakyat. Lalu apa yang menjadi penyebabnya ?
Adab. Satu kata yang bisa menjawab berbagai pertanyaan dari kasus di atas. Ilmu tanpa adab akan sangat percuma, bagaikan orang yang berjalan dengan kaki yang pincang.Â
Di sinilah pesantren hadir sebagai organisasi sekaligus wadah pendidikan yang dapat mengajarkan ilmu sekaligus adab bagi generasi-generasi penerus bangsa. Karena hal itulah saya masuk ke dalam dunia pesantren untuk mempersiapkan diri melawan kedzaliman para pemangku kekuasaan negeri ini. Memang sekarang ini tidak terlalu banyak hal yang bisa saya lakukan, namun ke depannya tidak akan ada yang tahu.Â
Dengan adab yang sudah di tanamkan dalam diri setiap santri akan membawa perubahan pada negeri ini. Tugas kita sekarang hanyalah mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk menjadi penerus bagi negeri ini dan melengserkan segala bentuk kedzaliman yang dilakukan oleh oknum-uknum yang minim akan adab.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H