Mohon tunggu...
muhammadfajar
muhammadfajar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi saya sepakbola

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak Bullying dan Pemulihan Pada Korban Bullying

24 November 2024   12:13 Diperbarui: 24 November 2024   12:17 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Perilaku bullying merupakan bentuk kekerasan atau penindasan yang dilakukan dengan cara fisik atau psikologis terhadap individu atau kelompok yang rentan. Dalam kasus bullying, para korban seringkali mengalami masalah psikologis yang berat dan bisa berdampak jangka panjang bahkan setelah mereka memasuki masa dewasa. Walaupun sering dianggap sepele, tindakan bullying mampu membawa dampak yang signifikan serta merusak kesehatan mental seseorang dalam jangka waktu yang panjang. Tindakan bullying sering kali terjadi secara berulang and sengaja dengan tujuan untuk melukai, merendahkan, atau mendominasi orang lain. Ada kemungkinan bahwa pelaku bullying bisa dikenai sanksi pidana.

Macam-macam Bullying 

Penganiayaan bisa muncul dalam berbagai bentuk, entah itu secara fisik, verbal, atau sosial. Bullying fisik melibatkan tindakan kekerasan seperti pukulan, tendangan, dan perlakuan kasar terhadap seseorang dengan sengaja. Sedangkan bullying verbal mencakup penghinaan, ejekan, serta ancaman yang bisa melukai perasaan korban. Sebaliknya, bullying sosial terkait dengan pengucilan atau peminggiran korban dari lingkungan sosial tertentu. Selain itu, seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi, fenomena cyberbullying atau perundungan melalui media sosial juga semakin meningkat. Bullying seringkali sulit untuk dikenali dan dihindari secara menyeluruh karena kejadian tersebut bisa terjadi sewaktu-waktu dan di berbagai tempat.

Dampak Jangka Pendek pada Kesehatan Mental

Orang yang menjadi korban bullying seringkali merasakan beban emosional yang cukup berat. Saat seseorang terus-menerus diperlakukan dengan tidak baik, mereka akan mulai merasakan beban psikologis yang tidak ringan. Seperti efek psikologis yang dapat timbul akibat dari tindakan bullying, yakni :

  • Kecemasan dan depresi yang dimana hal ini seringkali muncul sebagai dampak yang umum dari tindakan bullying. Korban merasakan tekanan yang cukup berat, kekhawatiran, dan ketakutan menjelang hari-hari yang akan datang. Mungkin mereka mulai merasakan kurang dihargai dan kehilangan keyakinan pada diri sendiri. Perasaan tersebut dapat tumbuh menjadi depresi yang parah, menghambat aktivitas sehari-hari mereka.
  • Kesulitan tidur seringkali dialami oleh korban bullying, bahkan bisa menyebabkan insomnia. Rasa gelisah dan kekhawatiran membuat mereka sulit untuk bisa tidur dengan tenang, sehingga bisa berdampak pada kondisi kesehatan tubuh dan pikiran mereka.
  • Menurunnya harga diri hal ini terjadi akibat perlakuan merendahkan atau mengolok-olok yang berlangsung terus-menerus, dan dapat berdampak signifikan bagi seseorang. Korban bullying mulai merasa kurang dihargai dan dicintai. Perasaan malu dan rendah diri dapat membuat seseorang cenderung menarik diri dari lingkungan sosial dan menjauh dari interaksi dengan orang lain.
  • Meningkatnya tingkat stres terkait dengan tindakan bullying bisa berdampak negatif pada keseimbangan emosional seseorang. Ketika seseorang mengalami intimidasi, tubuhnya akan merespons dengan meningkatnya produksi hormon stres seperti kortisol yang dapat berdampak pada kesehatan fisik dan mental.Dampak Jangka Panjang pada Kesehatan Mental

Dampak bullying tidak hanya berlangsung dalam waktu singkat, tetapi bisa berlanjut hingga bertahun-tahun bahkan sepanjang hidup. Beberapa dampak jangka panjang yang sering dialami oleh korban bullying antara lain:

Korban bullying yang mengalami pengucilan atau ejekan berlebihan seringkali berkembang menjadi individu yang takut berinteraksi sosial akibat gangguan kecemasan sosial. Mereka lebih suka menjauhi situasi sosial karena merasa khawatir akan diabaikan atau disakiti lebih dalam. Hal ini bisa memicu gangguan kecemasan sosial yang menghambat kehidupan pribadi dan profesional seseorang.

Pengalaman trauma psikologis dapat dialami oleh sebagian korban bullying, yang sering disebut sebagai gangguan stres pasca-trauma (PTSD). Mereka sering kali teringat pada kejadian bullying yang pernah dialami dan merasa sulit untuk melupakan kenangan itu. Dampak trauma ini bisa memengaruhi cara mereka berhubungan dengan lingkungan sekitar, serta meningkatkan kemungkinan terjadinya gangguan mental.

Kesulitan mengenali hubungan pribadi sering kali dirasakan oleh korban bullying, dimana mereka merasa sulit untuk membangun ikatan yang sehat dengan orang lain karena merasa kurang pantas mendapat kasih sayang dan penghargaan. Ketika kepercayaan diri terhambat dan rasa tidak aman muncul, seseorang seringkali merasa sulit untuk bersikap terbuka kepada orang lain dan membangun hubungan yang kokoh.

Upaya Pemulihan dan Dukungan dalam Mengatasi Dampak Bullying

Meskipun dampak bullying terhadap kesehatan mental sangat besar, ada berbagai upaya yang dapat dilakukan untuk membantu korban pulih dan mengatasi trauma yang ditimbulkan. Yang Dimana pemulihan dari bullying memerlukan pendekatan yang komprehensif, yang melibatkan individu, keluarga, komunitas, serta pihak-pihak terkait lainnya seperti sekolah, tempat kerja, dan profesional kesehatan mental. Berikut adalah beberapa upaya penting dalam mengatasi dampak bullying:

. Menciptakan Lingkungan yang Aman dan Mendukung

Langkah pertama yang sangat penting dalam membantu korban bullying adalah menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung. Korban bullying sering merasa kesepian dan terisolasi, sehingga penting untuk memberikan mereka rasa aman dan dukungan yang diperlukan. Lingkungan yang suportif, baik di rumah, sekolah, maupun tempat kerja, dapat membantu korban merasa dihargai dan diterima kembali. Ketika mereka merasa berada di lingkungan yang empatik dan tidak menghakimi, mereka lebih mudah untuk membuka diri dan menjalani proses pemulihan. Dalam konteks sekolah atau tempat kerja, penting untuk adanya kebijakan anti-bullying yang jelas dan tegas. Dengan adanya aturan yang melarang perilaku bullying, para korban merasa dilindungi dan bahwa tindakan mereka diakui. Selain itu, komunitas yang inklusif dan saling mendukung akan membantu mengurangi stigma dan isolasi yang sering dialami oleh korban bullying.

 Edukasi dan Penyuluhan Mengenai Dampak Bullying

Selain upaya penyembuhan individu, penting untuk mengedukasi masyarakat luas tentang dampak bullying terhadap kesehatan mental. Edukasi ini bisa dilakukan di berbagai sektor, seperti sekolah, tempat kerja, dan komunitas. Memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang apa itu bullying, bentuk-bentuknya, dan dampaknya akan meningkatkan kesadaran serta mengurangi kejadian bullying.Di sekolah, pendidikan tentang empati, pengertian terhadap perbedaan, serta pentingnya menghormati satu sama lain harus menjadi bagian dari kurikulum. Dengan mengajarkan siswa untuk memahami dan menghargai perasaan orang lain, diharapkan mereka dapat menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan bebas dari bullying.Di tempat kerja, pendidikan mengenai bullying juga sangat penting. Kampanye kesadaran mengenai bullying, baik fisik, verbal, maupun cyberbullying, dapat membantu menciptakan tempat kerja yang aman dan saling menghargai. Organisasi perlu memiliki kebijakan yang jelas mengenai perundungan dan memberikan pelatihan tentang cara menangani konflik secara konstruktif tanpa melibatkan kekerasan atau penghinaan.

Menciptakan Ruang untuk Berbicara Tanpa Menghakimi

Salah satu langkah yang sangat penting untuk membantu korban bullying adalah memberikan ruang bagi mereka untuk berbicara tentang pengalaman mereka tanpa merasa dihakimi. Banyak korban merasa malu atau takut untuk berbicara tentang perundungan yang mereka alami, karena mereka khawatir akan diperlakukan dengan kurang empati atau bahkan disalahkan. Oleh karena itu, menciptakan ruang yang aman dan terbuka untuk mendengarkan keluhan mereka sangat penting.Komunikasi yang terbuka dengan keluarga, teman, atau seorang konselor bisa menjadi saluran yang efektif bagi korban untuk mengungkapkan perasaan mereka. Mendengarkan dengan penuh perhatian dan tanpa menghakimi akan memberikan korban rasa dihargai dan membantu mereka merasa lebih diberdayakan.

Membangun Kembali Kepercayaan Diri Korban

Pemulihan dari bullying juga melibatkan proses membangun kembali kepercayaan diri korban. Setelah mengalami perundungan yang berkelanjutan, banyak korban merasa tidak cukup baik dan sulit untuk percaya pada kemampuan mereka sendiri. Proses ini membutuhkan waktu dan dukungan, tetapi hal tersebut sangat penting dalam pemulihan mereka. Aktivitas yang melibatkan keberhasilan atau pencapaian kecil dapat membantu korban merasa lebih percaya diri. Misalnya, mereka bisa terlibat dalam kegiatan ekstrakurikuler, olahraga, atau seni yang memberi kesempatan untuk meraih keberhasilan dan mendapatkan pengakuan. Dukungan positif dari keluarga dan teman-teman juga sangat penting dalam membantu korban mengembalikan rasa harga diri mereka.

Oleh sebab itu bullying merupakan masalah yang tidak boleh dianggap enteng karena dampaknya sangat besar terhadap kesehatan mental korban. Dengan menciptakan lingkungan yang aman, meningkatkan kesadaran masyarakat, serta memberikan dukungan bagi korban, kita bisa membantu mereka pulih dari trauma dan kembali menemukan kebahagiaan. Selain itu perlu akan pentingnya pemahaman terhadap masyarakat melalui sosialisasi dan edukasi yang merata hingga ke pedesaan. Untuk itu mari bersama kita lawan bullying demi menciptakan dunia yang lebih ramah, damai dan inklusif. Jangan jadi pelaku bullying dan jangan juga mau untuk menjadi korban.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun