Mohon tunggu...
Muhammad Faizullah Pasha
Muhammad Faizullah Pasha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Teknik Mesin

Mahasiswa Teknik Mesin dan Industri

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Serat Walikukun dan Filler Alami: Inovasi Komposit Ramah Lingkungan untuk Masa Depan

28 November 2024   22:49 Diperbarui: 29 November 2024   00:51 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam upaya menjawab tantangan global terkait keberlanjutan dan pengurangan dampak lingkungan, inovasi berbasis material menjadi salah satu solusi yang menjanjikan. Penelitian terbaru yang dilakukan oleh Prof Andoko dan tim dari Universitas Negeri Malang menunjukkan potensi besar dari pemanfaatan serat Walikukun sebagai bahan utama dalam pengembangan komposit ramah lingkungan. Dikombinasikan dengan filler organik dan anorganik, material ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan akan bahan yang tidak hanya kuat dan tahan lama tetapi juga mendukung konsep green manufacturing.

Serat Walikukun, tanaman asli Indonesia, telah lama dikenal karena sifatnya yang unik. Kandungan selulosa yang tinggi pada serat ini memberikan kekuatan mekanis yang signifikan, menjadikannya pilihan menarik sebagai penguat material komposit. Selain itu, Walikukun merupakan sumber daya yang terbarukan, mudah diperoleh, dan memiliki potensi untuk dikembangkan lebih lanjut. Pemanfaatannya sebagai bahan dasar komposit mendukung upaya mengurangi ketergantungan pada serat sintetis yang sering kali memiliki dampak negatif terhadap lingkungan.

Secara teoritis, serat alami seperti Walikukun menawarkan berbagai keunggulan. Sifatnya yang ringan membuat material komposit yang dihasilkan menjadi lebih mudah digunakan dalam aplikasi yang memerlukan material dengan bobot rendah, seperti industri otomotif dan transportasi. Selain itu, karakteristik termal serat alami memungkinkan material komposit bertahan dalam kondisi suhu ekstrem, menjadikannya solusi yang ideal untuk berbagai kebutuhan industri.

Salah satu elemen kunci dalam penelitian ini adalah penggunaan filler alami dan anorganik. Bubuk cangkang kerang (clam shell powder) menjadi salah satu pilihan utama karena kaya akan kalsium karbonat, yang dikenal dapat meningkatkan sifat mekanis dan termal komposit. Selain itu, filler ini berasal dari limbah organik yang melimpah, menjadikannya solusi cerdas untuk mengurangi limbah dan memberikan nilai tambah pada sisa-sisa sumber daya laut. Sementara itu, aluminium powder, sebagai filler anorganik, memberikan kontribusi signifikan terhadap peningkatan kekuatan dan kekakuan material tanpa menambah berat berlebih.

Dalam pengembangan material komposit, proses perlakuan serat menjadi langkah penting. Pada penelitian ini, serat Walikukun diberi perlakuan alkali menggunakan larutan NaOH. Perlakuan ini bertujuan meningkatkan adhesi antara serat dan matriks resin poliester, sehingga menghasilkan material dengan distribusi beban yang lebih merata dan performa mekanis yang lebih baik. Proses ini juga mengurangi kandungan hemiselulosa dan lignin dalam serat, yang dapat meningkatkan sifat termal dan mengurangi sifat hidrofobik serat alami.

Kombinasi serat Walikukun dengan filler alami dan anorganik menciptakan sinergi unik dalam pengembangan komposit. Filler organik seperti bubuk cangkang kerang tidak hanya memberikan kontribusi pada kekuatan material tetapi juga meningkatkan potensi biodegradasi, menjadikan komposit ini lebih ramah lingkungan. Sementara itu, filler anorganik seperti aluminium powder menambah kekuatan mekanis tanpa mengorbankan keberlanjutan material.

Secara keseluruhan, penelitian ini mempertegas pentingnya inovasi material berbasis sumber daya lokal. Komposit berbasis serat alami memiliki potensi besar untuk menggantikan bahan berbasis plastik atau material konvensional lainnya yang cenderung berdampak buruk bagi lingkungan. Selain lebih ramah lingkungan, material ini juga dapat mengurangi biaya produksi dalam jangka panjang, terutama jika bahan-bahan penyusunnya berasal dari limbah organik yang melimpah.

Tidak hanya itu, pengembangan komposit semacam ini juga berkontribusi pada pengurangan emisi karbon global. Dengan mengurangi penggunaan serat sintetis dan memanfaatkan bahan-bahan alami yang dapat terurai, material ini mendukung upaya transisi menuju ekonomi sirkular. Komposit berbasis Walikukun dan filler alami tidak hanya menjadi solusi teknis untuk kebutuhan industri tetapi juga mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan.

Dalam konteks industri, material komposit ini memiliki aplikasi luas. Sifatnya yang ringan tetapi kuat membuatnya ideal untuk digunakan dalam komponen otomotif, seperti panel pintu atau interior kendaraan. Selain itu, sifat termalnya yang baik membuka peluang untuk aplikasi dalam produk elektronik atau peralatan rumah tangga yang memerlukan bahan dengan ketahanan panas tinggi.

Keberhasilan penelitian ini menunjukkan bahwa potensi material alami Indonesia masih sangat luas untuk dieksplorasi. Dengan terus berinovasi, material seperti serat Walikukun dapat menjadi jawaban atas kebutuhan global akan bahan yang berkelanjutan. Masa depan yang lebih hijau dan ramah lingkungan kini semakin dekat, berkat terobosan-terobosan dalam bidang material seperti ini. Peneliti berharap, langkah ini menjadi awal dari pengembangan lebih banyak inovasi berbasis sumber daya lokal untuk mendukung industri yang berkelanjutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun